REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang pergantian tahun, sebagian orang sudah memikirkan resolusi atau janji untuk diri sendiri, terlebih bagi para pesohor. Namun, tak hanya kalangan selebritas, orang awam juga banyak yang sudah membuat resolusi. Terlepas dari profesi dan latar belakang, apakah membuat resolusi tahun baru memang diperlukan?
"Pada prinsipnya, perlu membuat resolusi atau enggak itu dikembalikan ke kebutuhan masing-masing. Ada orang yang malah menjadi senewen ketika membuat resolusi karena mereka jadi ada target-target di dalam hidup. Dia lebih suka ketika semua mengalir saja. Tetapi ada orang yang menjadi termotivasi dan bisa menghargai capaian-capaian dirinya karena resolusi menjadi hal yang terukur," ujar Psikolog Klinis Dewasa Nirmala Ika, Rabu (30/12).
Menurut Ika, daftar resolusi sebenarnya bukan hanya berisi apa yang ingin Anda raih tetapi juga sebuah kesempatan untuk melakukan refleksi diri. Pada akhir tahun, Anda bisa melihat kembali hal-hal yang sudah pernah dibuat sebelumnya, mana capaian yang berhasil dan tidak, cara menggapainya selama ini dan bagaimana perasaan Anda pada capaian yang sudah digapai.
"Kenapa berhasil? bagaimana dulu melakukannya? Bagaimana perasaan kita ketika berhasil, apakah sesuai dengan harapan kita, mana yang enggak, kenapa enggak berhasil? Apa yang bisa diperbaiki atau dilakukan untuk membuat itu berhasil di tahun berikutnya, apakah ini totally enggak berhasil atau sebenarnya working progress ke tujuan kita," papar Ika.
Menurut dia, hasil refleksi ini seharusnya bisa menjadi dasar bagi banyak orang untuk membuat resolusi di tahun berikutnya. Ika menuturkan, durasi resolusi bisa disesuaikan seberapa besar komplek tujuan yang ingin Anda capai. Dengan kata lain, tidak ada batasan khusus namun lebih pada kemampuan dan kondisi Anda yang realistis.
"Saran saya khusus untuk resolusi yang suka gagal tetapi selalu ingin dicapai tiap tahunnya, bisa dicoba di breakdown menjadi langkah-langkah kecil dalam durasi yag lebih singkat," tutur Ika.
Studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam The Journal of Consumer Research menunjukkan, berfokus pada jumlah yang lebih kecil dalam mencapai tujuan membuat orang lebih termotivasi. Selain itu, jangan ragu memulai dari awal.
Jika Anda melewatkan target di Tahun Baru, Anda dapat memulai lagi besok hari. Di sisi lain, ingatlah untuk mencatat apa yang sudah tercapai, ingin ditingkatkan lagi dan hal baru untuk dikejar nantinya.
"Jadi list tahun berikutnya tidak hanya berisi panjang mimpi-mimpi yang akhirnya akan gagal lagi untuk dicapai," demikian kata Ika.