Jumat 01 Jan 2021 10:48 WIB

Abai Prokes, Penyebaran Covid-19 di Depok Masih Tinggi

Penyumbang kasus positif terbanyak di Kota Depok adalah klaster rumah tangga

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Hiru Muhammad
Operasi Tim Pemburu Covid-19 saat malam tahun baru di Kota Depok, Kamis (31/12).
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Operasi Tim Pemburu Covid-19 saat malam tahun baru di Kota Depok, Kamis (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Penyebaran virus Corona (Covid-19) masih berlangsung cukup tinggi di Kota Depol, bahkan cenderung tak terkendali. Penyebabnya karena sebagian besar warga Kota Depok abai protokol kesehatan (Prokes).

Berdasarkan data di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC) Kota Depok per 31 Desember 2020, angka positif telah mencapai 17.294, sembuh 13.517, dan kematian telah mencapai 419 orang.

"Ada beberapa faktor yang menyebabkan kasus positif terus molonjak signifikan yakni pergerakan orang yang cukup tinggi, aktifitas sosial ekonomi tinggi dan yang utama abai prokes," ujar Juru Bicara GTPPC Kota Depok, Dadang Wihana di Balai Kota Depok, Jumat (1/1).

Menurut Dadang, penyumbang kasus positif terbanyak di Kota Depok adalah klaster rumah tangga atau keluarga. "Klaster yang paling dominan adalah klaster keluarga, seusai tempat kerja. Ada juga beberapa klaster liburan dari kunjungan ke beberapa daerah," terangnya.

Dadang menuturkan untuk mendisiplinkan warga agar taat prokes terutama untuk tidak berkerumun, pihaknya akan melakukan pembubaran. "Jika tetap tak patuh akan disemprot. Jadi mohon maaf jika nanti kita lakukan penyemprotan disinfektan pada kerumunan yang tidak mematuhi aturan. Hal ini dilakukan untuk kebaikan bersama, mencegah penyebaran Covid-19," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement