REPUBLIKA.CO.ID, QUETTA – Orang-orang bersenjata tak dikenal melepaskan tembakan mereka kepada sekelompok minoritas penambang batu bara Muslim Syiah Hazara setelah menculik mereka. Insiden tersebut menewaskan 11 orang di Provinsi Balochistan, barat daya Pakistan.
Pejabat Pasukan Retribusi, Moazzam Ali Jatoi yang bertugas sebagai polisi dan paramiliter di daerah itu mengatakan serangan terjadi pada Ahad pagi di dekat ladang batubara Mach, sekitar 48 kilometer timur dari ibukota provinsi, Quetta. Jatoi menyebut orang-orang bersenjata membawa para penambang batu bara ke pegunungan terdekat dan menembaki mereka. Total penambang yang tewas di tempat berjumlah enam orang dan lima lainnya mengalami luka parah serta meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Penyelidikan awal mengungkapkan, para penyerang mengidentifikasi para penambang sebagai anggota komunitas Syiah Hazara dan membawa mereka pergi untuk dieksekusi. Rekaman televisi lokal menunjukkan pasukan keamanan mengelilingi daerah pegunungan terpencil mengalihkan lalu lintas dan memandu ambulans untuk mengambil mayat. Pasukan keamanan juga terlihat menyebar di pegunungan yang sedang mencari para penyerang.
Tak ada satu pun kelompok yang mengaku bertanggung jawab dalam hal ini. Namun, Lashkar-e-Jhangvi, kelompok garis keras Sunni yang dilarang, telah menargetkan komunitas minoritas Hazara di provinsi Balochistan di masa lalu.
Quetta adalah rumah bagi sekitar 600.000 Muslim Syiah Hazara. Masyarakat setempat telah lama mengeluh bahwa pembatasan keamanan telah menghentikan mereka. Hal ini berdampak pada tidak efektifnya untuk menjalankan bisnis atau menyekolahkan anak mereka.
Dilansir Aljazirah, Ahad (3/1), Balochistan menghadapi berbagai ancaman dari beberapa kelompok bersenjata, termasuk Taliban yang menargetkan Muslim Syiah dan kelompok nasionalis yang mencari kemerdekaan untuk provinsi tersebut. Serangan terhadap pekerja dari provinsi lain, terutama mereka yang mengerjakan proyek yang diprakarsai oleh Cina di bawah rencana investasi 62 miliar dolar Amerika merupakan hal biasa. Pada 26 Desember, orang-orang bersenjata menyerang sebuah pos keamanan dan membunuh tujuh tentara di distrik Harnai di provinsi itu.