Rabu 06 Jan 2021 21:19 WIB

BKSDA Tunggu Hasil Labfor Matinya Gajah di Aceh Utara

Dugaan sementara karena parasit.

BKSDA Tunggu Hasil Labfor Matinya Gajah di Aceh Utara. Personel Kepolisian Polres Aceh Jaya memperlihatkan belalai bangkai gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) jinak yang mati mendadak saat proses identifikasi di kawasan Conservation Response Unit (CRU) Sampoiniet, Aceh Jaya, Aceh, Kamis (13/8/2020).
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
BKSDA Tunggu Hasil Labfor Matinya Gajah di Aceh Utara. Personel Kepolisian Polres Aceh Jaya memperlihatkan belalai bangkai gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) jinak yang mati mendadak saat proses identifikasi di kawasan Conservation Response Unit (CRU) Sampoiniet, Aceh Jaya, Aceh, Kamis (13/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium forensik (labfor) terkait penyebab kematian gajah di Kabupaten Aceh Utara.

"Kami masih menunggu hasil pemeriksaan labfor. Jadi, kami belum bisa menyimpulkan penyebab kematian gajah di Aceh Utara," kata Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto, Rabu (6/1).

Baca Juga

Agus mengatakan tim medis sudah melakukan nekropsi atau otopsi serta mengambil sampel gajah yang dikirim ke laboratorium forensik Mabes Polri. "Pemeriksaan di laboratorium forensik untuk memastikan penyebab kematian gajah tersebut. Dugaan sementara karena parasit," kata Agus.

Sebelumnya, gajah jinak bernama Otto ditemukan mati di Conservation Response Unit (CRU) Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara, Ahad (28/12). Otto merupakan gajah jantan jinak yang ditangkap di Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya.

Sebelum kematian gajah tersebut, kata Agus, berdasarkan hasil pantauan pawang sehari sebelumnya, Otto terlihat lemas, kurang nafsu makan, dan diare. Mahout atau pawang melakukan komunikasi untuk meminta penanganan medis. Namun, Otto tidak terselamatkan atau mati.

Kemudian, tim medis BKSDA dan PKSL Unsyiah melakukan otopsi. Hasil autopsi ditemukan usus menghitam dan mendapatkan manifestasi endoparasit.

"Tim medis mengambil sampel berupa jantung, hati, paru-paru, limpa, usus, feses, dan lidah. Sampel organ gajah ini sudah dikirim ke Labfor Mabes Polri," kata Agus.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement