Rabu 06 Jan 2021 21:41 WIB

Pemulihan Ekonomi Prioritas Diplomasi RI 2021

Salah satu prioritas diplomasi RI adalah implementasi dan perluasan kerja sama dagang

Rep: Fergi Nadira/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. S alah satu prioritas diplomasi RI tahun 2021 adalah pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19.
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. S alah satu prioritas diplomasi RI tahun 2021 adalah pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu prioritas diplomasi RI tahun 2021 adalah pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19 yang tengah terjadi di dunia. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, kontribusi Indonesia dituangkan dalam diplomasi yang antisipatif, adaptif, dan cekatan.

"Sepanjang 2020 selama pandemi, Indonesia mendukung beberapa upaya pengelolaan dampak ekonomi. Tahun ini, kita mendukung pembangunan berkelanjutan dengan beberapa prioritas" ujar Retno dalam Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM) 2021 secara virtual, Rabu (6/1).

Baca Juga

Retno merinci, pertama prioritas pemulihan ekonomi dilakukan dengan mendorong implementasi kesepakatan ASEAN Travel Corridor Arrangement (TCA), penggunaan APEC Travel Card, dan kesepakatan TCA lainnya. Selain itu, RI akan mendorong perluasan inbound investment ke Indonesia.

Dalam hal pemulihan ekonomi pula, tahu ini RI berupaya memperluas pasar dan integritas ekonomi kawasan di antaranya melalui ratifikasi dan implementasi Indonesia-Korsel Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), implementasi Indonesia- Australia CEPA, finalisasi Indonesia-Uni Eropa CEPA dan Indonesia- urki CEPA.

Selain itu, harus dimulai perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dengan Serbia, kawasan Mercosur dan Caricom, penuntasan negosiasi PTA dengan Mauritius, Fiji dan Papua Nugini, FTA Indonesia dengan Eurasian Economic Union, serta pembuatan Limited Trade Deal dengan Amerika Serikat (AS).

Prioritas pemulihan ekonomi selanjutnya adalah mendukung upaya pemerintah membangun hilirisasi industri nasional yang memiliki nilai tambah, salah satunya industri baterai lithium. Rangkaian kerja sama dengan World Economic Forum juga perlu dilanjutkan dalam investasi dan kerja sama di industri spesifik yang melibatkan pemimpin bisnis global terkait.

"Selanjutnya, mengkonsolidasikan aset investasi Indonesia di luar negeri melalui penyelenggaraan 'Indonesia Outbound Investment Dialogue 2021,'" ujar Retno.

Pada tahun ini, Menlu Retno juga akan mendrong keaktifan RI dalam Troika G-20 di bawah kepemimpinan Italia, mengingat Indonesia akan menjabat Presiden G-20 tahun 2022. Tahun ini pula, RI akan memperkuat kerja sama ekonomi digital dan ekonomi kreatif, terutama untuk UMKM dengan tema "Inclusively Creative: A Global Recovery".

"RI juga akan meperkuat upaya diplomasi menghadapi berbagai hambatan perdagangan termasuk kampanye negatif terhadap komoditas unggulan Indonesia dengan utamanya sawit," ujar Retno.

Di sisi lain, RI mendorong penyetaraan standar berkelanjutan bagi seluruh minyak nabati, baik bilateral, regional maupun multilateral. Hal ini dilakukan dengan pendekatan holistik, non diskriminatif, adil, dan dalam konteks pencapaian SDGs. 

"Mendorong kerja sama ekonomi dan pembangunan hijau atau pembangunan berkelanjutan melalui penyelenggaraan pameran proyek berbasis ekonomi hijau dengan negara mitra di paruh kedua 2021," ujar Retno.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement