Kamis 07 Jan 2021 14:36 WIB

Gunung Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas ke Kali Krasak

Awan panas guguran pada Kamis siang ini memiliki tinggi kolom asap 200 meter.

Puncak Gunung Merapi
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Puncak Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Kamis (7/1) siang. Awan panas dengan tinggi kolom asap 200 meter dari puncak mengarah ke hulu Kali Krasak.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan di Yogyakarta, Kamis, mengatakan awan panas guguran yang terekam di seismogram pada pukul 12.50 WIB itu memiliki durasi 139 detik dengan amplitudo maksimum 21 mm. "Tinggi kolom teramati 200 meter di atas puncak, jarak luncur sekitar ± 300 meter ke arah hulu Kali Krasak," katanya.

Baca Juga

Sebelumnya, gunung api itu telah mengeluarkan awan panas guguran pertama pada pukul 08.02 WIB dengan tinggi kolom 200 meter. Guguran awan panas pertama itu memiliki durasi 154 detik dengan amplitudo maksimum 28 mm.

Hanik memperkirakan munculnya awan panas itu berasal dari gundukan yang beberapa waktu lalu terpantau di puncak Gunung Merapi.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi daerah bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.

Ia mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Merapi meningkatkan kewaspadaan mengingat awan panas guguran sudah muncul sejak status Siaga ditetapkan. Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.

BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi. Berdasarkan data BNPB, prakiraan daerah bahaya akibat erupsi Gunung Merapi akan meliputi Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor); Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem); Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari) di Kecamatan Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta.

Kemudian Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar); Desa Krinjing (Dusun Trayem, Pugeran, Trono); Desa Paten (Babadan 1, Babadan 2) di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Selanjutnya Desa Tlogolele (Dusun Stabelan, Takeran, Belang); Desa Klakah (Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur); Desa Jrakah (Dusun Jarak, Sepi) di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Berikutnya Desa Tegal Mulyo (Dusun Pajekan, Canguk, Sumur); Desa Sidorejo (Dusun Petung, Kembangan, Deles); Desa Balerante (Dusun Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang) di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten Jawa Tengah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement