REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dompet Dhuafa melakukan pembukaan kegiatan Pendidikan Kader Dai (PKD) bagi warga binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Tangerang, Banten, pada kemarin Kamis, (7/1).
Program ini merupakan bagian dari program Bina Santri Lapas (BSL), kerjasama antara Dompet Dhuafa dan Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia yang ditandatangani pada 2019 lalu. Melalui program ini, diharapkan dapat mencetak dai-dai dari warga Lapas yang berkualitas. Sehingga ketika mereka kembali ke dalam lingkungan masyrakat, mereka telah memiliki bekal dan siap untuk bergabung kembali, serta membawa manfaat bagi lingkungannya.
Pada pembukaan kegiatan PKD di Lapas Kelas 1 Tangerang ini, dihadiri oleh oleh Direktur Dakwah Budaya dan Pengembangan Masyarakat Dompet Dhuafa Ahmad Sonhaji, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Banten Agus Toyib, Komisi Dakwah dan Pengembangan Dakwah MUI Pusat Muhammad Khoirin, Kepala Divisi Pemasyarakatan Muji Raharjo Drajat Santoso, Kepala Divisi Keimigrasian Ahmad Firmansyah, Kepala Lapas Kelas I Tangerang Victor Teguh Prihartono, serta beberapa instansi lainnya.
Direktur Dakwah Budaya dan Pengembangan Masyarakat Dompet Dhuafa Ahmad Sonhaji menyatakan pelatihan ini sudah direncanakan hampir satu tahun lalu. Dimana bentuknya kerja sama Dompet Dhuafa dengan Lapas Kelas 1 Tangerang ini yaitu pendidikan kader dai, manajemen masjid dan jurnalistik untuk para warga binaan.
"Harapannya semoga dengan program kerjasama ini, mampu meningkatkan kepribadian para warga binaan dan menjadi modal ketika mereka kembali kepada masyarakat. Juga mereka dapat hadir di masyarakat dengan perubahan-perubahan yang lebih baik,” tutur dia.
Pada program PKD ini, Dompet Dhuafa dan pihak Lapas melibatkan multi-stakeholder dalam pelaksanaannya. Beberapa instansi dan lembaga lain turut dilibatkan sebagai pengajar yang akan mengisi PKD yang akan berlangsung selama 5 bulan. Setidaknya akan ada 20 tenaga pengajar, di antaranya dari Nahdhatul Ulama, Muhammadiyah, Majlis Ulama Indonesia, Kemenag, juga para praktisi dakwah dari para akademisi kampus.
Selain itu guna membangun kekuatan jiwa NKRI para kader dai warga binaan, Dompet Dhuafa mengajak Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) untuk turut terlibat dalam program ini. Hal itu semua dilakukan dengan upaya menggandeng dan melakukan sinergi dengan seluruh pihak yang pada akhirnya program ini menjadi program bersama. Sebab, lanjut Sonhaji, tanggung jawab ini adalah tanggung jawab bagi semua.