REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI), Imam Addaruqutni mengatakan, khotib memerlukan variasi materi saat memberikan ceramah kepada para jamaah. Dia mengapresiasi Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Rembang, Jateng yang menginisiasi penerbitan buku kumpulan khutbah Jumat tentang edukasi penanggulangan Covid-19.
"Ya bagus karena variasi materi oleh khotib diperlukan di tengah masyarakat. Khususnya jika variasi mengarahkan pada persoalan edukatif, bukan hanya pemahaman masalah hidup sesudah mati, tapi realitas kehidupan sangat variatif," kata Imam pada Rabu (13/1).
Dia melanjutkan, materi khutbah harus diperkaya dengan pengarahan, pengetahuan praktis misalnya penanggulangan bencana. Dia mengatakan, selama ini masjid turut mengambil peran besar dalam mengakomodasi bencana, namun edukasi ini masih jarang dilakukan.
"Kemenag Rembang sangat bagus, langkah-langkah pionir. Itu beda pemahaman dengan deradekalisasi, lebih beda lagi, diperkaya dengan dengan pengetahuan praktis. Apa lagi pandemi ini di Indonesia sudah bencana nasional," ucap Imam.
Adapun Penerbitan buku oleh Kemenag Rembang bekerjasama dengan beberapa lembaga dan ormas, yaitu, MUI Kabupaten Rembang, Pimpinan Daerah (PD) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Rembang, Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Rembang, PCNU Lasem, dan PD Muhammadiyah Rembang.
Dalam laman Kemenag, Kasi Bimas Islam Kemenag Rembang, Ali Muhyidin mengatakan, penerbitan buku ini merupakan tindak lanjut koordinasi dengan Forkompinda beberapa waktu lalu sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid19 di Kabupaten Rembang.
Ali mengatakan, buku ini telah didistribusikan ke 585 Masjid yang ada di tingkat Kabupaten, kecamatan, hingga desa. Masjid tersebut terdiri atas Masjid Jami', Masjid Besar, maupun Masjid Agung.