REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Indonesia berkomitmen untuk melakukan percepatan agar bisa segera berkontribusi signifikan pada ekonomi nasional setelah legal merger. Wakil Direktur BSI, Abdullah Firman Wibowo mengatakan setelah bergabung, BSI akan segera menjadi BUKU IV.
"Kita akan unlock sinergi menuju global dan modern," katanya dalam Webinar Himpunan Ilmuwan dan Sarjana Syariah Indonesia dengan tema Implikasi Merger Bank Syariah Indonesia Bagi Perkembangan Ekonomi Syariah Indonesia, Kamis (14/1).
Aset BSI yang akan menjadi Rp 214,6 triliun saat 1 Februari 2021 diharapkan bertambah signifikan pada akhir 2021. Firman mengatakan sebelum akhir tahun, BSI akan melakukan aksi korporasi untuk menjadi bank BUKU IV.
Ini menjadi salah satu upaya percepatan agar BSI bisa bergerak lebih leluasa. BSI juga akan memiliki produk yang bisa diakses oleh pihak global sambil mematangkan posisi Indonesia di kancah lebih luas.
Keberadaan BSI juga akan menjangkau area yang lebih terpencil. Sehingga penetrasi pasar diharapkan lebih optimal. Sekaligus menjadi agen peningkatan literasi dan inklusi syariah yang masih rendah.
Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sutan Emir Hidayat mengatakan pangsa pasar industri keuangan syariah, khususnya perbankan bisa lebih tinggi seiring dengan berjalannya strategi dalam Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia. Saat ini, inklusi keuangan syariah berada di level 9,72 persen dari total aset keuangan Indonesia.
"Insya Allah kita segera double digit dalam waktu dekat," katanya.