REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di hari-hari terakhir Nabi Muhammad SAW, beliau menyempatkan diri memerintahkan Aisyah istrinya untuk menyedekahkan beberapa sisa uang.
Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad menjelaskan, menjelang wafat Rasulullah berpesan kepada Sayyidah Aisyah agar segera menyedekahkan beberapa dinar emas yang disimpannya. Sayyidah Aisyah pun berkata bahwa Rasulullah SAW sakit—dalam penyakit yang mengantar kepada wafatnya.
Nabi bersabda: “Ya Aisyata, ib’atsi bidzahabi ila aliyyin,”. Yang artinya: “Wahai Aisyah, kirimlah uang emas itu kepada Ali (bin Abi Thalib),”. Lalu sesaat kemudian, Rasulullah SAW pingsan hingga Sayyidah Aisyah sibuk sekali. Ketika Nabi tersadar kembali, sekali lagi diingatkannya kepada Aisyah, namun kali ini beliau pingsan lagi, dan demikian hingga yang ketiga kalinya.
Tetapi akhirnya pesan Rasulullah SAW itu dilaksanakan oleh Sayyidina Ali yang kemudian menyedekahkan dinar-dinar Rasulullah SAW itu. Hal ini membuktikan bahwa dalam keadaan wafat, Nabi tidak sedang menggadaikan perisainya pada orang Yahudi sebagaimana kisah-kisah yang kerap diceritakan dan popular di kalangan sementara umat.