REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang, Jawa Tengah, menerima bantuan 5.000 alat rapid antigen. Bantuan ini disalurkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Bantuan yang diberikan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang tersebut akan dimanfaatkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang guna meningkatkan upaya skrining Covid-19.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto megungkapkan, angka kasus baru Covid-19 di wilayah ini masih cukup tinggi hingga pertengahan Januari 2021.
Karena itu, bantuan sarana pendukung upaya skrining tersebut sangat diperlukan, dalam membantu Satgas Covid-19 Kabupaten Semarang mengendalikan penyebaran dan memberikan penaganan.
“Bantuan ini sangat diperlukan untuk tracking, ketika tingkat penambahan kasus positif Covid-19 masih tinggi,” jelasnya, usai acara penyerahan secara resmi bantuan alat rapid antigen di halaman Kantor BPBD Kabupaten Semarang, di Ungaran.
Sebelumnya, penyerahan secara resmi bantuan BNPB tersebut ditandai dengan penandatanganan berita acara oleh kalakhar BPBD Kabupaten Semarang serta Kepala Dinkes Kabupaten Semarang, dr Ani Raharjo MPPM.
Heru juga menambahkan, akurasi alat rapid tes antigen ini lebih baik dibandingkan rapid tes antibodi. Selain relatif lebih akurat, hasilnya juga lebih cepat untuk diketahui.
“Karenanya, dia berharap bantuan ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh jajaran Dinkes Kabupaten Semarang dalam upaya mengendalikan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Semarang,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Semarang, dr Ani Raharjo MPPM, mengatakan bantuan dari BNPB tersebut memang tengah dibutuhkan. “Sebab, untuk saat ini, persediaan alat rapid tes antigen yang ada di Dinkes Kabupaten Semarang memang mulai menipis,” jelasnya.
Pada tahun ini, Dinkes juga sudah menganggarkan untuk pengadaannya. Kendati begitu, bantuan alat rapid antigen dari BNPB tetap dibutuhkan untuk menambah persediaan alat rapid antigen dalam memperkuat skrining.
“Bantuan ini menambah jumlah persediaan rapid tes antigen yang sampai dengan hari ini, masih tersisa sekitar seribu alat,” tambahnya.
Ani juga menyampaikan, rencananya alat rapid test antigen bantuan BNPB tersebut bakal digunakan Dinkes Kabupaten Semarang untuk memperkuat fungsi skrining dengan sarasaran masyarakat kelompok rentan.
Jika sebelumnya skrining dilakukan kepada para pemudik yang masuk ke Kabupaten Semarang, nantinya akan dilakukan kepada kelompok yang dianggap berisiko tinggi tertular virus. “Sehingga, diharapkan akan dapat membantu mencegah penularan yang lebih luas,” lanjutnya.
Terpisah, Wakil Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, menegaskan akan terus dilakukan sosialisasi intensif bahaya Covid-19 terutama di wilayah zona merah.
Menurutnya, masih ada warga yang abai dengan protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah. Hal ini ditengarai menjadi salah satu sebab masih tingginya penambahan kasus baru positif Covis-19 di kabupaten Semarang.
“Kita akan terus intensifkan sosialisasi dan edukasi kepada warga agar lebih peduli, dalam mencegah penyebaran Covid-19 dan menekan kasus baru di Kabupaten Semarang,” ujar dia.