REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Andrea Iannone dilarang membalap sampai akhir 2023 oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) karena pelanggaran anti-doping. Namun ia mengatakan belum menyerah untuk tampil di MotoGP.
Pembalap Italia itu akan berusia 34 tahun pada saat ia memenuhi syarat untuk balapan lagi karena ia akan absen selama empat musim kompetisi. Namun sebagai jawaban atas pertanyaan di Instagram, mantan pembalap pabrikan Ducati, Suzuki, dan Aprilia menyatakan, ia belum menyerah di MotoGP. Jika waktunya tiba, ia akan membicarakannya.
Iannone awalnya dikenai larangan 18 bulan oleh FIM karena gagal dalam tes anti-doping di MotoGP Malaysia 2019. Pengguna nomor# 29 ini kemudian mengajukan banding ke CAS dengan alasan bahwa sumber steroid terlarang Drostanolone adalah daging yang terkontaminasi dan oleh karena itu larangan tersebut harus dibatalkan.
Namun, WADA (Badan Anti-Doping Dunia) juga mengajukan banding, mengupayakan larangan diperpanjang empat tahun dengan alasan bahwa Iannone gagal untuk membuktikan asal zat terlarang yang terkontaminasi daging.
CAS akhirnya berpihak pada WADA sehingga menyatakan bahwa Iannone melakukan pelanggaran anti-doping dengan alasan bahwa si pembalap gagal untuk menentukan jenis daging yang tepat yang telah dia konsumsi atau asal dari daging tersebut. Juga tidak ada bukti daging terkontaminasi Drostanolone di Malaysia.
Iannone, pemenang balapan MotoGP untuk Ducati, masih bisa membatasi larangan maksimal dua tahun jika dia bisa meyakinkan CAS pada keseimbangan probabilitas bahwa pelanggaran doping tidak disengaja.