REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Myanmar setuju memulai repatriasi pengungsi Rohingya tahun ini. Kesepakatan muncul setelah Myanmar melakukan pertemuan dengan Bangladesh, difasilitasi China.
“Kami mendorong untuk memulai repatriasi pada kuartal pertama, tetapi Myanmar mencari lebih banyak waktu untuk pengaturan logistik dan beberapa pengaturan fisik. Jadi, kami minta repatriasi pada kuartal kedua dan mereka setuju,” kata Menteri Luar Negeri Bangladesh Masud Bin Momen usai pertemuan pada Selasa (19/1), dikutip Anadolu Agency.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Myanmar turut mengonfirmasi kabar soal repatriasi itu. "Myanmar telah membuat semua pengaturan yang diperlukan untuk repatriasi dan menegaskan kembali kesiapannya menerima pengungsi yang diverifikasi sejalan dengan perjanjian bilateral," katanya dalam sebuah pernyataan.
Namun, Kemlu Myanmar tak menyinggung tanggal spesifik dimulainya repatriasi. "Proyek Percontohan sedang dilakukan untuk repatriasi para pengungsi. Myanmar bersedia memulai proses dengan pengungsi yang diverifikasi yang akan dipulangkan di bawah proyek percontohan," katanya.
Dalam pertemuan tripartit, China dan Myanmar menyepakati proposal yang didorong Bangladesh untuk mempertahankan kehadiran komunitas internasional di Negara Bagian Rakhine saat repatriasi. China akan melakukan vaksinasi Covid-19 gratis kepada orang-orang Rohingya pada tahap pertama repatriasi.