REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Dukungan tegas calon Menteri Keuangan Janet Yellen untuk rencana penyelamatan pandemi membagi dua arah bagi investor. Dua arah tersebut yakni memicu optimisme bahwa reli aset-aset berisiko akan terus berlanjut sambil memperkuat kekhawatiran atas kenaikan besar-besaran utang pemerintah.
Dalam sidang penetapan Senat pada Selasa (19/1), mantan ketua Federal Reserve itu mendesak anggota parlemen untuk 'bertindak besar' pada paket bantuan virus corona berikutnya setelah Presiden terpilih Joe Biden pekan lalu menguraikan proposal stimulus 1,9 triliun dolar AS sebagai bagian dari agenda kebijakan domestik yang besar pada pengeluaran pemerintah.
Sementara rencana tersebut diharapkan dapat memberikan dorongan penting bagi ekonomi yang dilanda virus corona, investor mengatakan stimulus besar-besaran juga dapat memperluas defisit yang sudah besar dan menaikkan imbal hasil obligasi, sambil mendorong reli yang beberapa dikhawatirkan akan meningkatkan gelembung di berbagai aset. Aspek lain dari rencana Biden, seperti kenaikan pajak pada perusahaan dan orang kaya, juga mendapat sambutan beragam.
“Jelas, dia merasa ekonomi membutuhkan bantuan ini dan ini adalah pertanyaan untuk meyakinkan Senat,” kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities. “Saya yakin mereka akan melewatinya, kita akan melihat paket besar lainnya dan itu positif jangka pendek tapi negatif jangka panjang.”
Sejak Demokrat memenangkan kendali Senat awal bulan ini, menyiapkan panggung untuk stimulus yang lebih besar, S&P 500 telah naik sekitar dua persen, dengan kekuatan khusus di bank, saham-saham berkapitalisasi kecil dan lainnya yang diperkirakan berkinerja baik dalam ekonomi yang membaik.
Yellen menyinggung beberapa kekhawatiran jangka panjang pasar dalam kesaksian Selasa (19/1), di mana dia mendesak anggota parlemen untuk meningkatkan pengeluaran sekarang, dan membayar utang nanti.
“Lintasan fiskal jangka panjang menjadi perhatian. Ini adalah sesuatu yang akan kami perhatikan ... Tapi penting juga bagi Amerika untuk berinvestasi," kata Yellen kepada Senat. “Penting untuk diingat bahwa kami berada dalam lingkungan suku bunga yang sangat rendah.”