Senin 25 Jan 2021 13:47 WIB

Mentan Sebut Manfaat Nilai Subsidi Pupuk Capai 250 Persen

Secara umum kebutuhan total untuk pupuk jika ingin disubsidi sebanyak 21 juta ton

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Kementerian Pertanian (Kementan) menambah  ketersediaan pupuk bersubsidi tahun 2021. Tercatat, alokasi pupuk bersubsidi ditambah sehingga menjadi 9 juta ton plus 1,5 juta liter pupuk organik cair, sedangkan tahun 2020 alokasinya hanya 8,9 juta ton.
Foto: istimewa
Kementerian Pertanian (Kementan) menambah ketersediaan pupuk bersubsidi tahun 2021. Tercatat, alokasi pupuk bersubsidi ditambah sehingga menjadi 9 juta ton plus 1,5 juta liter pupuk organik cair, sedangkan tahun 2020 alokasinya hanya 8,9 juta ton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyatakan, kebijakan pupuk bersubsidi bagi para petani di Indonesia telah memberikan manfaat yang besar bagi negara. Itu terlihat dari nilai tambah produksi serta produktivitas padi yang cenderung tinggi dibanding negara produsen lain.

Syahrul memungkapkan, secara umum kebutuhan total untuk pupuk jika ingin disubsidi sebanyak 21 juta ton. Kebutuhan itu mengacu pada luas lahan baku sawah naisonal seluas 7,46 juta ton.

Baca Juga

Namun, pemerintah saat ini baru bisa memenuhi subsidi pupuk sebanyak 9 ton dengan porsi bagi petani padi sebesar 6,1 juta ton. Kendati demikian, Syahrul mengungkapkan, dengan alokasi itu, rata-rata nilai tambah produksi setiap tahunnya mencapai Rp 98,4 triliun. Itu merupakan hasil kajian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

"Jika dibanding anggaran rata-rata 2014-2020 sebesar Rp 28,1 triliun, maka nilai manfaatnya mencapai 250 persen," kata Syahrul dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR, Senin (25/1).

Lebih lanjut, Syahrul mengungkapkan, produktivitas padi nasional saat ini sebesar 5,19 ton per hektare (ha). Angka itu lebih tinggi dari sejumlah produsen beras lain. Seperti misalnya Thailand yang sebesar 3,09 ton per ha, Filipina 3,97 ton per ha, India 3,88 ton per ha, serta Pakistan 3,84 ton per ha.

"Produksi itu (di Indonesia) masih terdapat peluang untuk dikembangkan di masa yang akan datang," kata Syahrul.

Pada 11 Januari 2020 lalu, Presiden Joko Widodo secara khusus menyoroti besarnya anggaran yang disalurkan pemerintah untuk subsidi pupuk pertanian sekitar Rp 33 triliun per tahun.

Presiden menilai bahwa besarnya subsidi pupuk ini tidak sebanding dengan peningkatan produksi yang seharusnya terjadi.

"Rp 33 triliun setiap tahun. Returnnya apa? Kita beri pupuk itu kembaliannya ke kita apa? Apakah produksi melompat naik? Saya tanya kembaliannya apa?" ujar Jokowi.

Presiden membuat hitungan sederhana. Ia menuturkan, jika angka subsidi pupuk setiap tahun menyentuh Rp 33 triliun, maka anggaran yang sudah digelontorkan pemerintah selama 10 tahun untuk subsidi pupuk mencapai Rp 330 triliun. Angka ini, menurut Jokowi, terbilang sangat besar.

"Artinya tolong ini dievaluasi. Ini ada yang salah. Saya sudah berkali-kali meminta ini," kata Jokowi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement