REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menilai kepemimpinan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) tidak akan berdampak signifikan terhadap arus investasi Negeri Paman Sam ke Indonesia. Meski demikian, menurutnya, komunikasi harus tetap dijaga demi hubungan kerja sama ekonomi yang lebih baik ke depan.
"Dalam sejarah, PMA (Penanaman Modal Asing) kita dari Amerika lima tahun terakhir, (dari Partai) Republik atau Demokrat yang menang itu tidak terlalu berdampak signifikan terhadap realisasi investasi Amerika di Indonesia. Saya pikir landai-landai saja," katanya dalam konferensi pers virtual, Senin (25/1).
Bahlil menuturkan, sepanjang 2020, AS masuk dalam urutan ke delapan yang paling banyak menanamkan modal di Indonesia. Realisasi investasi AS pada periode 2020 mencapai 749,7 juta dolar AS dari 1.471 proyek investasi.
Dengan kondisi tersebut, mantan Ketua Umum Hipmi itu menilai terpilihnya Joe Biden tidak membuat Indonesia khawatir, khususnya dari sisi investasi.
"Tidak ada sesuatu yang membuat kita khawatir, namun dengan hadirnya Joe Biden ini mungkin bisa membuat suatu kondisi yang lebih baik. Itu harapan kita, tapi tidak tahu juga arah kebijakannya seperti apa," imbuhnya.
Bahlil mengatakan, jika merujuk data-data yang ada, seharusnya tidak ada masalah atau kekhawatiran soal terpilihnya Presiden Joe Biden. Ia mengatakan yang kini penting untuk dilakukan adalah menjaga komunikasi demi hubungan kerja sama ekonomi yang lebih baik ke depan.
"Kalau saya lihat data-data terakhir, landai-landai saja ya, tidak ada masalah, tinggal bagaimana kita lakukan pola komunikasi yang baik," kata Bahlil.