Senin 25 Jan 2021 16:05 WIB

Rekor Baru, SpaceX Luncurkan 143 Satelit dengan Satu Roket

Peluncuran satelit SpaceX memecahkan rekor yang dipegang sebelumnya oleh roket India.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
 Roket SpaceX Falcon9 membawa satelit. ilustrasi
Foto: AP Photo/Craig Bailey
Roket SpaceX Falcon9 membawa satelit. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTIN -- Roket SpaceX Falcon 9 membawa 143 satelit ke orbit dalam misi rideshare pada Ahad (24/1). Peristiwa ini menetapkan rekor dunia baru untuk satelit terbanyak yang diluncurkan oleh satu roket.

Misi tersebut, yang diberi nama Transporter-1. Misi membawa 10 satelit untuk jaringan internet Starlink SpaceX dan lebih dari 130 satelit untuk berbagai pelanggan, termasuk Planet, yang mengoperasikan konstelasi satelit pencitraan Bumi, dan ICEYE, yang mengembangkan satelit radar kecil untuk pemantauan es dan melacak banjir.

Baca Juga

Dilansir dari CNN, Senin (25/1), rekor sebelumnya untuk satelit paling banyak yang dikirim ke luar angkasa dalam satu perjalanan dipegang oleh roket India PSLV. Roket ini membawa 104 satelit dalam peluncuran 2017.

Misi SpaceX Transporter-1 adalah yang pertama dalam program berbagi tumpangan baru yang diumumkan SpaceX pada 2019. Perusahaan tersebut mengatakan pada saat itu akan mendedikasikan peluncuran roket Falcon 9 yang terjadwal secara teratur untuk membawa sejumlah besar satelit kecil atau smallsat daripada berfokus pada satu muatan utama yang besar.

Smallsat telah mengalami peningkatan popularitas yang meroket selama beberapa tahun terakhir. Ukurannya bervariasi dari yang kecil seperti smartphone hingga sebesar lemari pendingin dapur.

Biasanya, satelit kecil mencapai orbit dengan mengikuti satelit yang lebih besar dan lebih mahal dan daftar tunggu bisa panjang dan tidak terprediksi. Namun, ada dorongan besar dalam industri peluncuran untuk melayani langsung pasar smallsat yang sedang berkembang pesat.

Lusinan perusahaan roket baru berjanji untuk membangun roket yang diperkecil, yang dapat meluncurkan roket kecil dengan cepat dan mudah. Dua perusahaan seperti itu, Rocket Lab dan Virgin Orbit, telah berhasil mengirim roket kecil mereka ke orbit dan memulai operasi komersial.

Roket SpaceX Falcon 9 jauh lebih besar daripada Rocket Lab dan roket Virgin Orbit dan biasanya digunakan untuk meluncurkan komunikasi yang kuat atau satelit mata-mata atau pesawat ruang angkasa Dragon, yang mengangkut astronot dan kargo ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Namun, seiring dengan bertambahnya jumlah perangkat di orbit, para ahli menjadi semakin khawatir tentang kemacetan. Satelit telah bertabrakan di orbit sebelumnya. Meskipun insiden semacam itu tidak menimbulkan banyak ancaman bagi orang-orang di darat, puing-puing dari kecelakaan itu dapat tetap berada di orbit selama bertahun-tahun atau beberapa dekade.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement