Selasa 26 Jan 2021 17:25 WIB

Sehat Dulu Baru Berwisata

Sektor pariwisata kerap dianggap biang keladi lonjakan kasus Covid-19 usai hari libur

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Wisatawan menaiki perahu di tempat wisata selama pandemi. Ilustrasi
Foto: ANTARARaisan Al Farisi
Wisatawan menaiki perahu di tempat wisata selama pandemi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu terakhir, tingkat infeksi Covid-19 terus melonjak. Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kementerian pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Vinsensius Jemadu mengatakan, bahkan sektor pariwisata dianggap sebagai biang keladi setelah setiap kali libur panjang tingkat positif Covid-19 meningkat.

Meskipun begitu, Vinsensius menegaskan Kemenparekraf tetap mendorong pariwisata yang sehat. “Kami berusaha menyampaikan sehat dulu baru berwisata,” kata Vinsensius dalam acara webinar yang digelar Traveloka, Selasa (26/1).

Vinsensius mengatakan, pemerintah pada dasarnya ingin menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan kesehatan masyarakat. Hanya saja, pada akhirnya tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan juga dianggap turun.

“Ini bisa juga masyarakat jenuh. Ini tugas pemerintah bagaimana mengkampanyekan lagi protokol kesehatan dan betapa mematikannya Covid-19,” ujar Vinsensius.

Sementara itu, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menilai, saat pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masyarakat mulai berwisata. Meskipun begitu, Aviliani menegaskan masyarakat juga perlu tetap menerapkan protokol kesehatan.

Aviliani mengatakan, pemerintah daerah juga belum banyak yang menerapkan protokol kesehatan maksimal. “Sehingga banyak di tempat wisata tidak dijaga dengan baik dan menyebabkan penularan dan pada akhirnya merugikan mereka,” jelas Aviliani.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement