REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Vietnam melaporkan gelombang wabah Covid-19 setelah virus sempat menghilang selama hampir dua bulan. Pemerintah Vietnam memperingatkan kemungkinan gelombang wabah kali ini lebih buruk dibandingkan sebelumnya.
Pemerintah Vietnam pun segera menahan laju penyebaran dan memeriksa puluhan ribu orang. Pada Kamis (28/1), Kementerian Kesehatan Vietnam melaporkan dua kasus penularan dalam negeri pertama setelah 55 hari. Salah satunya seseorang yang dites positif di Jepang yang terinfeksi varian baru virus korona Inggris.
Vietnam melaporkan kasus itu memicu rekor baru dengan 83 kasus positif. Negara Asia Tenggara itu sudah menutup perbatasan dan menghindari epidemi dari negara-negara tetangga. Sebelumnya Vietnam hanya melaporkan 1.550 kasus infeksi dan 35 kasus kematian terkait Covid-19 sejak virus tersebut pertama kali terdeteksi.
Wabah terjadi di Provinsi Hai Duong dan Quang Ninh, dekat ibukota Hanoi. Wabah kali ini menjadi klaster terbesar di Vietnam sejak klaster di pusat kota Danang pada bulan Juli lalu. Wabah tahun ini paling cepat menyebar ke wilayah-wilayah lainnya.
"Kami pikir wabah di Hai Duong akan lebih buruk dari wabah di Danang," kata Menteri Kesehatan Vietnam Nguyen Thanh Long dalam rapat darurat yang digelar di sela Kongres Partai Komunis.
"Hari ini kami akan mengambil puluhan ribu sampel," katanya dalam rekaman audio di rapat tersebut.
Long mengatakan sejauh ini Vietnam belum melihat banyak tes yang hasilnya positifnya. Hanya 72 dari 138 orang yang di tes usai kontak dengan salah satu dari dua kasus baru yang dilaporkan pada Kamis pagi.
Wabah baru menjadi kejutan bagi Vietnam yang berhasil menahan memutus rantai penularan dengan karantina ketat, pemeriksaan dan pelacakan yang agresif. Negara itu masuk dari tiga negara yang dianggap berhasil menanggulangi pandemi.
Desa dan pabrik elektronik di Hai Duong di karantina bersama 2.340 pekerja di dalamnya. Pemerintah Vietnam menggelar pelacakan besar-besaran di sana. Upaya menahan laju penyebaran virus ini akan rumit dilakukan.
Pasalnya masyarakat Vietnam menantikan libur Tahun Baru Imlek yang biasanya dirayakan dengan pertemuan di luar ruangan. Wabah juga terjadi ketika Partai Komunis Vietnam menggelar pertemuan yang paling penting untuk memutuskan pemimpin nasional yang baru.
"Kami telah menghadapi masalah semacam ini berkali-kali jadi kami harus tetap tenang," kata Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc dalam rapat darurat.