REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya bakal mendirikan posko di sekitar pasar-pasar tradisional, untuk menggencarkan pengawasan dan penegakan protokol kesehatan. Pasar dinilai sebagai salah satu titik kerumunan yang paling krusial dalam upaya pengendalian penyebaran Covid-19.
Sehingga dirasa perlu dilakukan pengawasan lebih ketat untuk bisa memastikan pedagang dan pengunjung benar-benar disiplin protokol kesehatan.
"Ada beberapa yang memang harus kita perketat lagi. Seperti hasil rapat koordinasi tadi malam itu agar kita juga buka posko-posko di sekitaran pasar tradisional. Karena itu memang di titik-titik kerumunan yang paling krusial," kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana, Selasa (2/2).
Whisnu mengaku, sebenarnya selama ini pun Pemkot Surabaya setiap harinya menggelar operasi protokol kesehatan di pasar maupun pusat keramaian lainnya. Operasi protokol kesehatan yang dijalankan juga melibatkan jajaran TNI dan Polri. Namun, dirasanya perlu ada pengawasan yang lebih ketat, agar aktivitas di pasar, mulai buka hingga tutup benar-benar sesuai protokol kesehatan.
"Dari evaluasi itu memang yang belum itu kita membuka posko di setiap pasar tradisional. Ada beberapa pasar yang sudah ada poskonya," ujarnya.
Untuk tahap awal, kata Whisnu, Pemkot Surabaya bakal mendirikan posko pengawasan protokol kesehatan di pasar-pasar induk. Seperti Pasar Wonokromo, Keputran, Pabean, hingga pasar besar lainnya. "Yang kemungkinan kerumunannya semakin tinggi itu kita buka posko untuk memantau kegiatan pasar setiap hari," kata dia.
Whisnu menyebut, berdasarkan hasil evaluasi Satgas Covid-19 Surabaya, selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), angka penularan Covid-19 di Kota Pahlawan menurun signifikan. Jika dalam pekan sebelumnya tambahan kasus bisa mencapai di atas 100 perhari, namun beberapa hari terakhir sudah di bawah 80.
"Untuk angka kematian coba kita tekan terus, kemarin sudah menurun nanti coba kita semakin tekan," ujarnya.