REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Aktivitas ekspor kerajinan keramik asal Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, disebut tengah lesu selama masa pandemi Covid-19 ini. Kendati demikian, kerajinan keramik Plered ini disebut masih diminati untuk kebutuhan lokal, salah satunya pot bunga.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan, berdasarkan data dari dinas terkait, biasanya hasil produksi kerajinan keramik Plered ini sekitar 70 persennya ditujukan untuk kebutuhan ekspor. Sisanya untuk penjualan lokal. Namun, dalam kondisi pandemi Covid-19, kegiatan ekspor tengah lesu. “Pasar ekspor mengalami kelesuan karena memang ada beberapa negara yang sementara waktu menutup aksesnya untuk pasar ekspor,” kata Anne di Purwakarta, Senin (1/2).
Meski demikian, Bupati menyebut produksi kerajinan keramik Plered ini tidak menurun. Pasalnya, produk kerajinan keramik masih diminati pasar lokal. “Meski kebutuhan ekspornya menurun, bukan berarti produktivitasnya juga ikut turun. Justru saat ini ada fenomena menarik, kerajinan kriya ini sedang digandrungi masyarakat lokal. Terutama untuk keramik jenis hias, salah satunya pot bunga,” ujar dia.
Hal itu disebut Bupati sebagai berkah tersendiri bagi para perajin keramik di tengah dampak pandemi Covid-19 ini. Menurut dia, sekarang ini banyak warga yang mencari kerajinan keramik pot bunga. Peminatnya disebut bukan hanya warga lokal Purwakarta, tapi juga dari luar daerah, seperti dari Jakarta. “Sekarang ini pot bunga yang lagi digandrungi. Saking banyaknya peminat, perajin pun sampai keteteran,” katanya.
Bupati pun mengaku sempat memesan pot bunga untuk hiasan rumahnya kepada perajin keramik di Plered. Namun, kehabisan. “Kalaupun ada, itu harus waiting list atau nunggu selama beberapa pekan,” ujar Bupati.