Selasa 02 Feb 2021 22:08 WIB

Adab Jamuan Makan yang Diungkap Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali mengungkapkan adab jamuan makan

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Imam Al-Ghazali mengungkapkan adab jamuan makan. Makanan dihidangkan prasmanan (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA
Imam Al-Ghazali mengungkapkan adab jamuan makan. Makanan dihidangkan prasmanan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dalam kehidupan sehari-hari adakalanya kita mendapat undangan jamuan makan. Imam Al-Ghazali memberikan muzakarah adab mengikuti jamuan makan dari seseorang.

Muzakarah adab makan disampaikan Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumiddin. Imam Ghazali menyampaikan, ketika seseorang sedang dalam jamuan makan bersama banyak orang, hendaknya bersabar hingga orang yang lebih tua mempersilakan. "Kecuali jika dirinya adalah sosok panutan," katanya. 

Baca Juga

Hendaknya orang-orang yang ada di sana tidak membicarakan sesuatu kecuali yang mengundang kebaikan, bersikap lemah lembut kepada temannya dan tidak menyumpahi siapapun. Hasan bin Ali RA mengatakan. "Makanan menjadi lebih hina ketika disumpahi." 

"Tidak masalah mengulangi perkataan silakan makan sampai tiga kali jika dihormati orang lain dengan disyukuri, sebaiknya diterima," kata Imam Al-Ghazali. 

Ja'far bin Muhammad berkata, "Jika Kalian duduk bersama teman-teman kalian dalam sebuah jamuan, maka lama lah duduk kalian, karena ini merupakan waktu yang tidak dihitung dari umur kalian.” 

Rasulullah bersabda, "Para malaikat tidak akan berhenti berdoa memintakan ampunan untuk salah seorang dari kalian, selama hidangannya masih di letakkan di hadapannya hingga di angkat." 

Hasan mengatakan "Setiap nafkah yang dikeluarkan seseorang untuk dirinya dan kedua orang tuanya atau orang lain, kelak akan dihisab. Kecuali nafkah yang dia berikan untuk menjamu temannya makan karena akan menjadi penghalang baginya dari api neraka." 

Ali RA juga mengatakan, "Aku lebih senang mengumpulkan teman-temanku untuk menikmati satu sha makanan daripada memerdekakan seorang budak."  

Saat berkumpul untuk membaca Alquran, para sahabat tidak berpisah kecuali setelah menikmati makanan. Di dalam satu hadits qudsi disebutkan Allah SWT berfirman:  

"Pada hari kiamat, wahai manusia aku lapar tapi engkau tidak memberiku makan. Lalu dia menjawab bagaimana aku memberimu makan, sedangkan engkau adalah Tuhan seluruh alam semesta? Kemudian Allah berfirman, ‘Saudaramu sesama Muslim kelaparan, tapi engkau tidak memberi makan.  Andaikan engkau memberinya makan, berarti engkau telah memberiku makan."

Rasulullah SAW bersabda sesungguhnya di surga ada kamar-kamar yang luar bisa dilihat dari dalam dan dalamnya bisa dilihat dari luar.  Allah menyediakan kamar-kamar tersebut untuk orang yang berkata lembut, memberi makan dan menjalankan salat malam saat orang-orang sedang terlelap."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement