REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) pada tahun ini mentargetkan bisa mengantongi laba bersih mencapai dua miliar dolar AS. Target ini dipasang sejalan dengan harapan adanya pemulihan ekonomi secara nasional.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan pada tahun ini target laba bersih yang dipasang tersebut turut didorong dengan perbaikan harga minyak dunia dan juga adanya pemulihan ekonomi. Ia juga menjelaskan, perusahaan mentargetkan adanya kenaikan penjualan dari sisi hilir sebesar 12 persen dibandingkan penjualan di 2020.
"Penjualan ditargetkan naik 12 persen dari tahun 2020. Harga minyak pun trend nya naik dibanding tahun 2020. Dengan demikian laba bersih ditargetkan 2 miliar dolar AS," ujar Nicke kepada Republika, Kamis (4/2).
Nicke menjelaskan untuk bisa mendorong proyek strategis pemerintah segera selesai, perusahaan juga akan melakukan investasi yang lebih besar di tahun ini. Nicke menjelaskan investasi di 2021 ini naik dua kali lipat dibandingkan 2020 lalu.
"Kami menganggarkan investasi dua kali lipat dibandingkan 2020 lalu. Kami menganggarkan 10,7 miliar dolar AS pada tahun ini," ujar Nicke.
Ia menjabarkan investasi tersebut diprioritaskan untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas. Untuk di sektor hulu, kata Nikce Pertamina akan menganggarkan 60 persen dari 10,7 miliar dolar AS ini.
Selain itu, sebagian dari investasi tersebut juga dianggarkan Pertamina untuk membangun pabrik petrokimia dan infratstruktur di midstream (kilang). "Selain itu juga ada investasiutk pengembangan pabrik EV battery , dan pengembangan Green Hydrogen dari wilayah kerja panas bumi yg dimiliki Pertamima," tambah Nicke.