REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pandemi Covid-19 telah menimbulkan berbagai perubahan di berbagai sektor, salah satunya pendidikan. Anak-anak, orang tua, dan sekolah menghadapi kesulitan saat beradaptasi dengan pembelajaran jarak jauh. Selama hampir satu tahun, orang tua dituntut untuk mencari cara asuh anak yang tepat di era new normal.
Bagi orang tua dari anak-anak dengan kesulitan belajar seperti disleksia, tantangan yang dihadapi menjadi lebih berat. Mereka harus mengawasi anaknya saat bersekolah daring tanpa bantuan dari spesialis yang biasa memberikan dukungan secara langsung di sekolah.
Edmen Leong, Director of Specialised Educational Services of DAS Data Dyslexia Association of Singapore (DAS) mengatakan disleksia sendiri merupakan kesulitan dalam membaca, menulis, dan atau mengeja. Anak-anak dengan disleksia sering kali mengalami hambatan dalam proses mempelajari tata bahasa, memori, dan mengurutkan suatu rangkaian termasuk kesulitan membedakan huruf yang mirip.
“Dengan lingkungan inklusif dan campur tangan ahli pendidikan tepat, anak-anak dapat meraih keberhasilan dalam akademik dan berkontribusi di masyarakat dengan bakat mereka,” kata Edmen, melaluo rilis pers, Jumat (5/2).
Dia percaya bahwa setiap anak dengan disleksia memiliki potensi unik yang seringkali luput dari perhatian karena kurangnya pemahaman tentang disleksia. Meski begitu, disleksia tidak memengaruhi tingkat kecerdasan seseorang.
Seperti pada umumnya, anak-anak dengan disleksia memiliki kekuatan dan kelemahan yang unik, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam pengembangan tata bahasa. Namun, bisa jadi mereka sangat berbakat di bidang lainnya. Sebagai contoh, seorang anak dengan disleksia dapat memiliki kesulitan untuk menulis dan membaca kata-kata sederhana, namun di saat yang sama sangat pandai dalam musik, olahraga atau seni.
Salah satu alasan lain mengapa banyak dari anak-anak dengan disleksia tidak dapat berkembang adalah karena mereka merasa prestasinya lebih buruk dibandingkan orang lain. Akibatnya, anak-anak penyandang disleksia tidak memiliki motivasi dan dorongan untuk berkembang.
“Itulah mengapa sangat penting bagi orang tua dan pendidik untuk mendorong dan membantu anak-anak tersebut,” katanya.