Senin 08 Feb 2021 11:14 WIB

Debit Mulai Turun, Bendung Rentang Berstatus Siaga

Warga juga bergotong royong menutup tanggul sungai yang berlubang.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Rahmat Santosa Basarah
Bendung Rentang.
Foto: Cicicuitshare.blogspot
Bendung Rentang.

REPUBLIKA.CO.ID,MAJALENGKA -- Debit air di Bendung Rentang, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka mulai mengalami penurunan, Senin (8/2). Dengan penurunan itu, status level kewaspadaan bendung turun menjadi siaga. ''Pada pukul 07.00 pagi ini, statusnya menjadi siaga,'' ujar Koordinator Lapangan Bendung Rentang, Dadi Supriyadi, kepada Republika, Senin (8/2). Dadi menyebutkan, total debit Bendung Rentang pada pukul 07.00 WIB mencapai 1.184,815 m3/detik. Dari jumlah itu, yang digelontorkan ke sungai Cimanuk mencapai 1.160,459 m3/detik.

Debit Bendung Rentang sebelumnya terus mengalami kenaikan sepanjang Ahad (7/2) malam. Bahkan, mulai pukul 23.00 WIB, status bendung itu naik menjadi awas karena total debitnya mencapai 1.210,330 m3/detik dan terus naik sepanjang malam. Dadi menjelaskan, debit air di Bendung Rentang mulai mengalami penurunan pada Senin (8/2) pukul 05.00 WIB. Saat itu, total debit air bendung tersebut mencapai 1.288,687 M3/detik. 

Jumlah total debit itu menurun dibandingkan satu jam sebelumnya atau pukul 04.00 WIB yang mencapai 1.306,859 M3/detik. Sementara itu, warga di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Cimanuk di Kabupaten Indramayu bersiaga menghadapi kiriman air dari bendung Rentang, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka. 

Hal itu seperti yang dilakukan warga di Blok Como, Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang. Warga terus bersiaga sejak Ahad (7/2) malam hingga Senin (8/2) pagi. ''Semalaman kami terus siaga sampai pagi ini,'' ujar salah seorang warga di Blok Como, Tardiarto.

Selama bersiaga itu, warga juga bergotong royong menutup tanggul sungai yang berlubang sehingga membuat air sungai menjadi bocor. Penutupan tanggul dilakukan dengan menggunakan karung-karung yang diisi dengan tanah. Upaya serupa juga dilakukan terhadap tanggul di sejumlah titik yang posisinya rendah. Hal itu untuk mencegah agar air tidak limpas ke pemukiman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement