Senin 08 Feb 2021 14:29 WIB

UMM Bahas Peran Pemuda dalam Pertanian

Salah satu solusi dengan meningkatkan insentif serta pendapatan sektor pertanian.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Jurusan Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melaksanakan diskusi daring bersama dengan Associate Profesor dari Saga University, Jepang, Tsuji Kasunari, Senin (25/1).
Foto: Dok. Humas UMM
Jurusan Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melaksanakan diskusi daring bersama dengan Associate Profesor dari Saga University, Jepang, Tsuji Kasunari, Senin (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Jurusan Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mencoba membahas peran pemuda dalam pertanian. Hal ini dilakukan dalam diskusi daring bersama dengan Associate Profesor dari Saga University, Jepang, Tsuji Kasunari, Senin (25/1).

Dalam paparannya, Tsuji menjelaskan terkait tren pertanian yang sedang terjadi di Jepang. Ia menyatakan, telah terjadi pengurangan produksi dan ekonomi dalam aspek pertanian. Selain itu, terjadi fenomena penuaan karena  hanya sebagian kecil generasi muda di Jepang yang bergerak di sektor tersebut.

“Tentu hal ini menjadi masalah serius mengingat tidak ada penerus yang cukup untuk melanjutkan pertanian di Jepang,” ungkapnya.

Fenomena itu juga yang menyebabkan tren konsumsi pangan di Jepang lebih banyak bergantung pada impor produk pertanian. Hal ini berarti tantangan Jepang yang dihadapi sekarang, yakni mencari solusi untuk mendorong generasi muda agar mampu terjun langsung ke sektor pertanian.

Tidak hanya itu, juga harus mengaktifkan kelompok tani. "Dua masalah ini adalah fokus kami agar keberlangsungan sektor pertanian bisa tetap terjaga hingga masa depan,” jelas dia.

Selama diskusi berlangsung, beberapa pertanyaan dilontarkan oleh para dosen Agribisnis, salah satunya Rahayu Relawati. Rahayu menanyakan terkait strategi yang dibutuhkan untuk mendorong generasi muda agar memiliki kemauan menjadi petani.

Menurut Tsuji, fenomena ini juga terjadi di Jepang. Salah satu solusi yang bisa dilakukan dengan meningkatkan insentif serta pendapatan sektor pertanian. Selain itu, pemerintah juga memiliki peran penting untuk terus mendukung dengan cara menstabilkan harga produk pertanian.

Menurutnya Tsuji, terdapat satu faktor penting yang mampu meningkatkan pertanian di Jepang. Yakni, sifat rajin yang dimiliki oleh para petani. Bersama perguruan tinggi dan pemerintah, para petani di Jepang rajin meneliti sesuatu yang bisa menjadi solusi permasalahan yang muncul di bidang pertanian.

"Ketika sudah ditemukan, solusi itu akan dibagikan dan dijelaskan pada kelompok tani yang lain,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement