REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Pemerintah Kenya melalui Perusahaan Kereta Api Kenya, The Kenya Railways Cooperation merobohkan sebuah masjid berusia 83 tahun di Kusumu, Kenya. Tindakan ini menimbulkan gelombang kemarahan dan kecaman dari Muslim di negara tersebut.
Dilansir dari Garowe Online, Ahad (7/2), perusahaan kereta api itu menurunkan mesin berat untuk merobohkan masjid pada pukul 03.00 waktu setempat. Kurang dari satu jam, masjid itu hanya tinggal puing-puing saja.
Masjid Kibos adalah salah satu yang terbesar dan telah menjadi pusat ibadah kaum Muslimin di wilayah tersebut selama puluhan tahun. Masjid ini dibangun pada 1938.
Kereta Api Kenya dituding telah mencuri kebebasan beribadah yang dilindungi konstitusi negara. Mantan pemimpin mayoritas Majelis Nasional Kenya, Aden Duale menuduh pemerintah Kenya melanggar kebebasan beribadah. Ia menambahkan tindakan itu adalah demonstrasi impunitas yang dilakukan oleh rezim saat ini.
"Pembongkaran Masjid Jamia Kibos, di Kabupaten Kisumu tidak bermoral, anti-Islam dan tidak beralasan. Masjid ini dibangun 1938 dan dihancurkan pada pukul 03.00 oleh Kereta Api Kenya. Dalam keadaan apa pun, itu inkonstitusional, penghinaan terhadap kebebasan beribadah dan penyalahgunaan kekuasaan kepada Umat Muslim," tulisnya di Twitter.
"Dilarang menghancurkan rumah ibadah. Saya mengutuk Kenya Railways yang bertindak melawan perintah pengadilan yang ada sehingga menghancurkan masjid dan permukiman rumah meninggalkan banyak warga Kenya yang tidak bersalah menjadi tunawisma. Bahkan dalam rezim yang keji selama ini, tidak ada dalam sejarah pernah membongkar rumah ibadah," kata Duale.