Senin 08 Feb 2021 22:45 WIB

Ragam Istilah Pewarisan dalam Islam

Mengenal Ragam Istilah Pewarisan dalam Islam

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Ragam Istilah Pewarisan dalam Islam
Foto: pxhere
Ragam Istilah Pewarisan dalam Islam

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Terdapat tiga istilah dasar yang perlu diketahui umat Islam perkara pewarisan. Hal-hal mengenai ilmu waris di dalam Islam dikenal dengan ilmu faraid, yakni ilmu mengenai pembagian harta warisan.

Muhammad Bagir dalam buku Muamalah Menurut Alquran, Sunah, dan Para Ulama dijelaskan sejumlah istilah dasar yang kerap muncul dalam mempelajari ilmu faraid. Istilah-istilah tersebut antara lain:

Baca Juga

PertamamuwaritsMuwarits berasal dari bahasa Arab yang artinya pewaris. Yakni orang yang meninggal dunia (baik secara hakiki maupun hilang/mafqud) ditetapkan telah meninggal secara hukum, maka para ahli warisnya berhak menerima harta peninggalannya.

Keduawarits. Warits bermakna ahli waris, yaitu yang berhubungan kekerabatan dengan si pewaris dengan salah satu sebab pewarisan. Ketiga, yakni mirats/tarikah. Yang bermakna harta warisan atau harta peninggalan, baik harta yang bergerak maupun harta yang bentuknya tidak bergerak. Yang mana jenis harta tersebut dapat dipindahkan kepada para ahli warisnya.

Di dalam Islam, apabila seseorang meninggal dunia, maka pertama-tama yang harus didahulukan adalah berkaitan dengan harta peninggalannya. Jika diurutkan, maka yang harus dilakukan adalah penyelenggaran pemulasaran jenazah, pembayaran utang-utang (apabila ada), melaksanakan wasiatnya, dan pembagian harta peninggalannya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement