REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Pelatih Manchester City, Josep Guardiola menggambarkan tekanan di Inggris. Setiap saat menuntut kesempurnaan.
Sebagai arsitek tim, ia diharuskan terus meraih kemenangan. Pep juga perlu menangani internal dengan baik. Menurut Pep, mereka perlu meyakinkan pemain seputar ide sepakbola yang ditawarkan. Pastikan itu cara terbaik yang mesti dilakukan.
"Itu proses yang tidak pernah berakhir. Bukan di mana anda menemukan kembali, tapi anda harus membuktikan diri, setiap hari," kata mantan arsitek Bayern Muenchen dan Barcelona, dikutip dari Daily Star, Sabtu (13/2).
Saat tim memasuki periode sulit, pelatih menjadi orang pertama yang bertanggung jawab. Namun situasi tersebut bukan sesuatu yang ingin ia hindari. Pep menilai tantangan demikian, menjadikan pekerjaan tersebut semakin menarik. Mereka harus mencari solusi dari kelemahan dan kekurangan.
"Kamu harus memperhatikan banyak hal agar tidak mengalami kekalahan. Itu satu-satunya cara agar bisa bertahan dalam bisnis ini. Untuk menunjukkan kamu pantas bertahan di sini," ujar arsitek 50 tahun ini.
Salah satu solusinya dengan memiliki pemain hebat. Menurut Pep, itu cara terampuh bagi sebuah tim yang ingin konsisten meraih hasil positif. Manchester City dalam tren apik. Pasukan Guardiola baru saja meraih 15 kemenangan beruntun di berbagai kompetisi.
Itu modal berharga bagi City jelang duel kontra Spurs. Bigmatch pada lanjutan Liga Primer Inggris tersebut berlangsung di Etihad Stadium, Manchester, Ahad (14/2) dini hari WIB.
Guardiola kembali berhadapan dengan Jose Mourinho. Pada masa lalu, dua pelatih kelas dunia itu sering terlibat perseteruan. Terutama ketika Pep ada di Barca. Kemudian Mou membesut Real Madrid.
Kini mereka kembali bertemu di Inggris. Namun persaingan di antara mereka tak sepanas dulu. Pep justru menyukai hal itu. "Mengapa juga kami harus bersaing dengan semua pelatih," ujar Pria Katalan ini.
Ia mengaku sering bertemu Mourinho di restoran di kota Manchester. Beberapa tahun lalu, Mou menjadi pelatih Manchester United.