REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah pusat bakal membangun jalan layang untuk rel kereta api di Kota Solo. Hal itu untuk mengurai kemacetan jalan akibat perlintasan sebidang rel kereta api.
Rencana tersebut diungkapkan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, saat acara pelantikan ketua RT dan RW di kompleks Balai Kota, Senin (15/2). Menurutnya, saat ini sudah tahapan lelang manajemen konstruksi.
Jalan layang rel kereta api tersebut bakal melintasi tiga titik, yakni Stasiun Balapan, viaduk Gilingan dan simpang Joglo. Wali Kota mengaku, rencana pembangunan jalan layang rel kereta api tersebut diperjuangkan saat kunjungan kerja Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono ke Solo akhir pekan lalu.
"Jadi underpass itu nanti elevated relnya yang naik, simpang Joglo juga relnya yang naik. Kalau itu dilakukan, Solo jalannya tidak bakalan cepet rusak. Karena kendaraan-kendaraan berat bisa lewat di bawah," terang Rudyatmo.
Dia berharap, jalan layang rel kereta api tersebut bisa dibangun naik dari Stasiun Balapan sehingga menghilangkan perlintasan sebidang di dekat stasiun. Kemudian jalurnya melintasi viaduk Gilingan sampai ke simpang Joglo.
"Sehingga di Solo tidak perlu dibuat overpass maupun underpass. Harapannya bisa mulai dibangun awal 2022 atau akhir 2021," imbuh Wali Kota.
Rudyatmo menyebut, nantinya ketinggian jalan layang tersebut minimal 4,8 meter. Bagian bawah akan ditimbun dengan tanah. Pembangunan jalan layang tersebut dinilai cukup efisien lantaran tidak memerlukan pembebasan lahan. Dibandingkan membangun overpass di simpang Joglo, maka anggarannya diperkirakan bisa lebih hemat. Dia memperkirakan, anggaran tidak sampai Rp 1 triliun.
Keuntungan lainnya, jalan di bawahnya tetap bisa dilewati kendaraan berat. Jika membangun overpass, maka kendaraan berat dilarang melintas. Dia berharap pembangunan jalan layang rel kereta api tersebut bisa terealisasi. "Kalau manajemen konstruksi sudah dilelang berarti prosesnya jalan terus," ujarnya.