REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Para orang tua (ortu) beberapa daerah di Provinsi Lampung banyak membawa anak-anak dan remaja untuk berobat secara psikologis ke dokter Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lampung. Dalam beberapa bulan terakhir, pada masa pandemi Covid-19, terjadi peningkatan pasien yang berobat ke RSJ dikarenakan penggunaan gawai (gadged).
Keluhan ortu di antaranya dampak penggunaan gawai pada masa pandemi Covid-19 yang berlebihan membuat perilaku anak-anak dan remaja berubah. Menurut dokter Tendri, dokter spesialis kejiwaan RSJ Lampung, perubahan perilaku yang dikeluhkan orangtua terkait dampak adiksi gadged yang berlebihan tersebut.
“Dari data beberapa bulan terakhir ini, memang ada kecenderungan orang tua membawa anak-anak dan remaja berobat ke RSJ Provinsi Lampung, terkait dampak penggunaan gadged,” kata dr Tendri kepada Republika.co.id di Bandar Lampung, Kamis (18/2).
Ia mengatakan, penggunaan gawai secara berlebihan apalagi sekarang masa pandemi Covid-19, karena tidak bersekolah secara tatap muka, dan belajar secara daring, jelas berdampak secara psikologis kepada anak-anak dan remaja. “Saat orangtua mencoba membatasi penggunaan gadged, maka anak atau anak remaja tersebut, menjadi agresif. Lalu terjadi peningkatan emosi yang berlebihan,” kata Tendri yang tidak menyebutkan jumlah peningkatan pasien yang berobat.
Menurut dia, penggunaan gawai secara berlebihan tidak normal hanya untuk kepentingan tertentu saja, menjadi timbul ketergantungan atau adiksi gawai. Adiksi gawai yang terjadi pada anak-anak termasuk remaja pada masa pandemi Covid-19, menyebabkan perubahan perilaku anak dan remaja itu sendiri.
Dokter Tendri mengatakan, adiksi gawai bagi anak-anak dan remaja berdasarkan keluhan para ortu di Lampung yang berobat ke RSJ Lampung, seperti mulai terjadi pengabaian akan kewajiban yang harus dikerjakan anak-anak dan remaja dalam bersekolah daring. Ia melanjutkan, pengabaian tugas-tugas sekolah secara daring tersebut, sering terjadi. Sehingga tidak adanya minat belajar dari anak-anak dan remaja untuk mengikuti dan memenuhi kewajiban tugas sekolah lagi.