Jumat 19 Feb 2021 07:31 WIB

Pandemi, Penduduk Kabupaten Bogor Berkurang 500 Ribu Jiwa

Jumlah penduduk berkurang karena meninggal dan pindah dari Kabupaten Bogor.

[Ilustrasi Jalur ke wisata Puncak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat] Jumlah penduduk Kabupaten Bogor berkurang sekitar 500 ribu jiwa selama pandemi Covid-19.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
[Ilustrasi Jalur ke wisata Puncak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat] Jumlah penduduk Kabupaten Bogor berkurang sekitar 500 ribu jiwa selama pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mencatat adanya pengurangan jumlah penduduk setempat sekitar 500 ribu jiwa selama pandemi Covid-19. "Tahun 2019 sekitar 5,9 juta jiwa, hasil Sensus Penduduk 2020 menurun menjadi 5,4 juta jiwa," kata Kasi Statistik Sosial BPS Kabupaten Bogor Ujang Jaelani di Cibinong, Bogor, Kamis (18/2).

BPS telah memproyeksikan jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada 2020 sebanyak enam juta jiwa sesuai asumsi pertambahan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Akan tetapi, kata dia, jumlah tersebut bukannya bertambah malah berkurang karena pandemi.

Baca Juga

"Kita proyeksikan sekitar enam juta (jiwa, red.) awalnya. Waktu memproyeksikan asumsi pandemi belum diperhitungkan, proyeksi dihitung dua tahun lalu," katanya.

Meski tak merinci jumlahnya, ia menyebutkan, pengurangan penduduk terjadi karena banyak faktor, mulai dari perpindahan penduduk hingga meninggal dunia. "Ada juga (warga, red.) yang meninggal dunia, tapi dibanding yang bergerak ke luar Bogor, jauh lebih banyak yang bergerak ke luar Bogor," ujarnya.

Ujang mengatakan, terjadi perpindahan penduduk ke luar Kabupaten Bogor yang di luar biasanya selama pandemi Covid-19. Salah satu faktor perpindahan penduduk itu, katanya, seperti warga pendatang yang pulang ke kampung halaman karena pembatasan aktivitas di Kabupaten Bogor.

"Pengurangan jumlah pekerja di berbagai sektor, terlebih di industri, PHK, relokasi industri, perhotelan, pusat-pusat perdagangan juga. Mereka umumnya pendatang yang ngontrak tinggalnya, banyak kontrakan kosong. Di pusat pendidikan, kampus misalnya, banyak kontrakan-kontrakan yang kosong," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement