REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim selam Pusdiklatpassus Kopassus bersama Basarnas Bandung Jabar mengevakuasi seorang anak yang tewas tenggelam saat berenang di Danau Saguling, Bandung Barat, pada Kamis (18/2) lalu. Jenazah anak berinisial MA (11 tahun) itu dievakuasi dari dasar danau sedalam 11 meter.
"Kami sesuai perintah dari Danpusdiklatpassus Kopassus untuk menurunkan delapan orang lengkap dengan peralatan selam khususnya," ujar Kasiter Pusdiklatpassus Kopassus, Mayor Inf Mustafa, dalam keterangan pers, Jumat (19/2).
Pencarian korban tenggelam itu memakan waktu dua hari. Kendalanya adalah karena dasar waduk tersebut gelap dan berlumpur. Selain itu, air yang sangat keruh sehingga mengganggu pandagan tim selam Pusdiklatpassus. Lalu, kontur danau yang cekung dimulai dari kedalaman empat sampai 11 meter juga memengaruhi pencarian itu.
"Danau ini bekas galian pasir sehingga mempunyai kontur dari empat sampai 11 meter, walaupun didalam tidak ada arus tapi ini membuat sulit penyelam karena gelap,keruh dan dasar danau berlumpur," kata Mustafa.
Menurut Mustafa, Danpusdiklatpassus Kopassus, Brigjen TNI Thevi A Zebua, langsung memerintahkan delapan penyelam Kopassus untuk turut membantu evakuasi korban. Para penyelam didengan membawa peralatan selam khusus yang hanya dimiliki Kopassus untuk menyelam di air yang sangat keruh dan gelap.
Mustafa mengayakan, penyelam Kopassus memiliki alat khusus berupa tabung dan senter yang digunakan didalam air yang sangat gelap dan keruh. Dengan alat tersebut para penyelam dapat mempermudah si penyelam mendapatkan obyeknya.
Sebelumnya telah diberitakan MA tenggelam di danau Saguling saat berenang bersama dua orang temannya, Rabu (17 /2) sekitar pukul 12.30 WIB. Danau yang terbentuk akibat bekas galian pasir ini berlokasi di Kampung Boyok RT 02/RW 08, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat.