REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--Aktivitas vulkanik Gunung Merapi cukup tinggi pada Kamis (25/2) pagi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat 28 kali guguran lava pijar dimuntahkan Gunung Merapi pada periode pengamatan 00.00-06.00.
"Teramati 28 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum seribu meter ke arah barat daya," kata Petugas Pos PGM Kaliurang, Heru Suparwaka, pada Kamis (25/2) pagi.
Selama enam jam terakhir, terjadi pula 67 gempa guguran dengan amplitudo 3-58 milimeter dan durasi 10-175 detik. Secara visual, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang sampai tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.
Secara meteorologi, cuaca berawan dan mendung. Angin bertiup lemah, sedang sampai kencang ke arah timur, tenggara dan selatan. Suhu udara 13-22 derajat celcius, kelembaban udara 68-92 persen dan tekanan udara 624-705 milimeter merkuri.
Aktivitas ini turut ditunjukkan pada periode pengamatan 18.00-24.00 pada Rabu (24/2) malam. Heru melaporkan, sepanjang enam jam pengamatan itu teramati 18 kali guguran lava pijar dimuntahkan dengan jarak luncur maksimum seribu meter ke arah barat daya.
Potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan dan barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh lima kilometer. Lontaran vulkanik bila erupsi eksplosif menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
Heru mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. BPPTKG juga merekomendasikan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III untuk dihentikan.
Masyarakat diminta mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh lima kilometer dari puncak Gunung Merapi.
"Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," ujar Heru.