REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi telah meluncurkan 12 guguran lava dalam 24 jam terakhir. Belasan guguran lava tersebut mengarah ke barat daya atau ke Kali Bebeng.
“Luncuran tercatat dengan jarak maksimum 1.600 meter,” kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Rabu (17/4/2024).
BPPTKG juga mencatat aktivitas kegempaan Merapi masih cukup tinggi. Setidaknya, pada 16 April 2024 tercatat lebih dari 100 kali kegempaan Merapi.
Agus merinci terjadi 79 kali gempa guguran, satu kali gempa low frekuensi, 56 kali gempa fase banyak, sembilan kali gempa vulkanik dangkal, dan tiga kali gempa tektonik jauh. Melihat masih tingginya aktivitas Merapi, BPPTKG menetapkan Merapi masih di level 3 atau siaga. Untuk itu, potensi bahaya Merapi saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya dan sektor tenggara.
Pada sektor selatan-barat daya, potensi bahaya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. Sedangkan, potensi bahaya pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer, dan Sungai Gendol lima kilometer.
“Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak,” jelas Agus.Agus juga menyebutkan bahwa data pemantauan me
nunjukkan suplai magma masih berlangsung. Hal ini dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
Untuk itu, masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Agus juga meminta masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
“Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi,” kata Agus.