"Jadi, kalian sudah kangen aku belum?"
Begitulah cara mantan presiden AS Donald Trump membuka pidato publik pertamanya sejak meninggalkan Gedung Putih.
Berbicara langsung tanpa perantara media sosial, Trump membatasi dirinya dengan hanya melontarkan beberapa pernyataan di klub Florida, Mar-A-Lago, di mana dia menghabiskan sebagian besar waktunya selama ini.
Tetapi saat Konferensi Tindakan Politik Konservatif 2021 berlangsung, Trump untuk pertama kalinya sejak menjelang kerusuhan 6 Januari di Washington berdiri di atas panggung dan berbicara di depan orang banyak.
Inilah yang kami pelajari dari pidatonya.
Trump mengisyaratkan berlaga pada Pemilu 2024 (dan dengan senang hati membuat semua orang sabar menunggu)
Trump tidak butuh waktu lama sebelum ia memutuskan untuk mencalonkan diri dalam nominasi Partai Republik pada 2024.
Setelah beberapa saat menyerang pemerintahan Biden, dia berkata "perjalanan luar biasa yang kita mulai bersama empat tahun lalu masih jauh dari selesai".
"Siapa tahu, saya bahkan mungkin memutuskan untuk mengalahkan mereka untuk ketiga kalinya," kata Trump, mengulangi kebohongannya bahwa dia memenangkan pemilu 2020.
Hal yang sama ia lakukan saat menutup pidato berdurasi 90 menit itu.
"Seorang presiden Republik akan kembali ke Gedung Putih dengan penuh kemenangan. Saya ingin tahu, siapa orang itu?" tanyanya kepada orang banyak, yang, menyambutnya dengan bangkit dari tempat duduk dan bertepuk tangan meriah, menjawab dengan jelas siapa yang mereka inginkan.
"Siapa, siapa, siapa orang itu, saya bertanya-tanya?"
Kami belum bisa mengetahui apakah Trump ingin mendapat celah kembali ke Gedung Putih. Dan karena ambiguitas ini berarti akan ada kolom yang berseri di media cetak dan durasi yang panjang di televisi yang dicurahkan untuk mengeksplorasi pertanyaan itu selama beberapa tahun ke depan.
Senyumannya ketika membiarkan pertanyaan terbuka menunjukkan bahwa itulah yang diinginkan sang mantan presiden untuk saat ini.
Tapi dia tidak akan mendirikan partai politiknya sendiri untuk berlaga dalam Pemilu.
Jelas bahwa Trump tidak akan melepaskan diri dari partai Republik dalam perjalanan politiknya di masa mendatang.
"Kita tidak akan membuat partai baru," katanya.
"Kita punya Partai Republik. Partai ini akan makin menyatu dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
"Saya tidak membuat partai baru."
The Wall Street Journal melaporkan pada akhir Januari bahwa Trump telah membahas rencana mendirikan "Partai Patriot".
Namun gelembung pemikiran Trump tidak bertahan lama, setelah New York Times melaporkan bahwa segera setelahnya ia mundur dari gagasan tersebut.
Pidato ini menegaskan bahwa rencana Trump untuk masa depan politik ada pada Partai Republik.
Sebulan menghilang dari sorotan belum mampu meredam amarahnya karena kalah Pemilu
Setelah membahasnya dalam pembukaan pidatonya, memasuki jam kedua pidatonya Trump kembali membuka pintu air sejumlah klaim palsu yang sama bahwa ia telah memenangkan pemilu 2020.
Trump kalah dalam pemilihan dengan selisih lebih dari 7 juta suara, setelah Joe Biden memenangkan electoral college 306-232.
Tidak ada bukti baru penyimpangan Pemilu yang disampaikan Trump dalam pidatonya, selain keluhan dan kebohongan yang sama yang diulangi oleh mantan presiden dan pendukungnya pada hari-hari setelah pemilihan.
Sepanjang pidatonya kadang orang-orang meneriakkan: "Anda pemenangnya!"
Demokrat, beberapa Republikan dan ahli ekstremisme dan disinformasi mengatakan bahwa retorika membantu menciptakan kondisi yang menyebabkan kerusuhan 6 Januari yang mematikan di Capitol Hill.
Demokrat bukan satu-satunya target Trump.
Sebagian besar pidato Trump dihabiskan untuk menyerang pemerintahan Biden, yang menurut mantan presiden itu telah menjadi "malapetaka" (rating Joe Biden dalam kinerja mencapai lebih dari angka 50 persen, sesuatu yang tidak dapat dicapai Trump dalam empat tahun selama ia berkantor di gedung putih).
Tapi Partai Republik juga tidak luput dari amarahnya. Seperti yang sudah diduga, mantan presiden Trump masih menjaga jarak dengan partai yang masih didukungnya.
Satu per satu, Trump membacakan nama-nama petinggi Partai Republik yang telah memberikan suara menentangnya dalam pemakzulan kedua baru-baru ini serta memberi mereka label RINOs - Republicans In Name Only.
Dan dalam gema serangannya terhadap mantan wakil presidennya, Mike Pence, (yang Trump katakan "tidak bernyali" untuk membatalkan hasil pemilu), Trump mengecam Mahkamah Agung AS karena berulang kali mengesampingkan klaimnya atas penipuan pemilu.
"Mereka (SCOTUS) tidak punya nyali untuk melakukan apa yang harus dilakukan," katanya.
Beberapa ejekan paling keras dari kerumunan ditujukan untuk Pemimpin Minoritas Senat Republik Mitch McConnell, yang menyebut Trump "secara praktis dan moral bertanggung jawab memprovokasi" kerusuhan 6 Januari.
Setelah mengumumkan bahwa dia sekarang akan bekerja untuk memilih pemimpin Republik yang "kuat, tangguh, dan cerdas", Trump mengklaim partainya bersatu.
"Satu-satunya pemisah adalah segelintir orang yang telah membajak politik di Washington DC dan semua orang, di seluruh negeri," katanya.
'Trumpisme' tidak berubah (meskipun kalah Pemilu)
Trump mengklaim dalam pidatonya bahwa dia semakin sering mendengar istilah "Trumpisme", kemudian melanjutkan untuk mendefinisikan apa yang dia yakini, dimulai dengan "sesuatu yang hebat".
Definisi lainnya adalah platform yang sama yang telah memenangkannya pada Pemilu 2016, tetapi menyebabkan kerugian besar pada paruh waktu 2018 dan berakhir pada kehilangan Gedung Putih dan Senat Partai Republik pada tahun 2020.
Bahkan lagu pengiring, God Bless the USA saat dia berjalan memasuki panggung dan YMCA ketika dia selesai, sama dengan lagu pengiring tour pemilu 2020-nya.
Masih panjang perjalanan dan waktu yang diperlukan sampai bentuk pemilihan pendahuluan Republik 2024 mulai terbentuk.
Tetapi hari ini Trump menjelaskan bahwa dia menginginkan visinya, retorikanya, dan namanya bagaimanapun caranya menjadi pusat dari acara tersebut.
Trump mengatakan dia menginginkan para pemimpin Republik "yang setia kepada para pemilih yang akan bekerja dengan bangga untuk visi yang disusun hari ini".
"Apakah Kalian mengerti?" dia bertanya pada orang banyak. Sebelumnya mereka meneriakkan "kami mencintaimu".