REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya yang gagal divaksinasi Covid-19 karena titer antibodinya masih tinggi memberikan jatah vaksinnya kepada orang lain yang membutuhkan dan beliau sendiri yang memilih sosok penggantinya yakni relawan.
Orang yang dipilih Bima Arya untuk menggantikannya menerima vaksin Covid-19 di Puri Begawan Kota Bogor, adalah seorang relawan pengatur arus lalu lintas di Jalan Sancang Kota Bogor, bernama Mahfud.
"Dua hari lalu saya melakukan cek darah lengkap dan cek antibodi. Dari hasil pemeriksaan laboratorium itu, terlihat antibodi saya masih sangat tinggi, titernya 197. Padahal, syarat untuk divaksinasi itu titernya sekitar 130," kata Bima Arya.
Bima mengatakan hal itu saat mengawasi Mahfud yang menjalani proses vaksinasi pada kegiatan vaksinasi tahap kedua, di Gedung Puri Begawan, Jalan Raya Pajajaran, Kota Bogor.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium, Bima mengkonsultasikan hasilnya kepada beberapa dokter spesialis, dan mendapat saran untuk menunda menerima vaksin Covid-19.
"Kemarin, saya juga berkomunikasi dengan Pak Menteri Kesehatan, beliau menanyakan agar vaksinasi saya ditunda dulu," katanya.
Bima Arya sebagai penyintas yakni pernah terpapar Covid-19 pada Maret 2020, menyatakan ingin memberikan edukasi kepada para penyintas di Kota Bogor untuk menjalani vaksinasi.
"Berdasarkan aturan dari Kementerian Kesehatan, penyintas boleh menerima vaksin setelah lebih dari tiga bulan dinyatakan sembuh dari positif Covid-19," katanya.
Namun, karena titer antibodinya masih sangat tinggi yakni 197 dari standar 130, Bima memutuskan menunda dulu menerima vaksin Covid-19 sampai vaksinasi tahap berikutnya sekitar empat bulan kemudian.
Di sisi lain, Bima Arya berpikir, bahwa vaksin Covid-19 itu jumlahnya terbatas dan sasarannya penerimanya juga selektif. yakni orang yang berprofesi sebagai pelayanan publik.
Pada pelaksanaan vaksinasi tahap kedua, Kota Bogor hanya mendapat jatah vaksin 69.570 dosis untuk 34.785 orang sasaran penerima, karena setiap orang menerima dua kali dosis vaksin dalam rentang waktu dua pekan.
Bima kemudian memutuskan untuk memberikan jatah vaksinnya kepada orang lain yang membutuhkan dan belum terdata sebagai sasaran penerima vaksin. "Jatah vaksin saya berikan kepada Kang Mahfud. Kebetulan, Kang Mahfud tadi mampir ke Balai Kota dan bertemu saya," katanya.
Mahfud yang mendapat tawaran tersebut, segera menjawab bersedia meskipun pelaksanaan vaksinasinya secara mendadak pada Senin hari ini. "Saya mau divaksin karena ingin sehat. Saya ingin selalu sehat," katanya.