REPUBLIKA.CO.ID, OHIO -- Ilmuwan dari seluruh dunia telah menerbitkan lebih dari 87.000 makalah tentang virus corona sejak awal pandemi hingga Oktober 2020.
"Ini adalah jumlah publikasi yang mencengangkan, mungkin belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah sains," kata Caroline Wagner, guru besar di Ohio State University.
"Hampir semua komunitas ilmiah di seluruh dunia memusatkan perhatiannya pada masalah ini," kata dia lagi.
Sepanjang Januari hingga April 2020, sebanyak 4.875 artikel diterbitkan tentang masalah tersebut. Kemudian jumlah artikel bertambah signifikan menjadi 44.013 pada pertengahan Juli dan 87.515 hingga awal Oktober.
"Hanya dalam waktu sekitar lima bulan, penelitian soal Covid-19 mencapai tingkat itu," tambah Wagner.
Dalam studi yang diterbitkan pada Juli, para peneliti menemukan bahwa China dan AS memimpin dunia dalam penelitian Covid-19 selama bulan-bulan pertama pandemi. Namun, studi baru mengungkapkan bahwa kontribusi China turun secara signifikan setelah tingkat infeksi di negara itu turun.
"Dari 1 Januari hingga 8 April, para ilmuwan China terlibat dalam 47 persen dari total publikasi di seluruh dunia. Jumlah itu turun menjadi hanya 16 persen dari 13 Juli hingga 5 Oktober," ungkap akademisi tersebut.