Senin 08 Mar 2021 10:02 WIB

Stimulus AS Temui Titik Terang, IHSG Diprediksi Menguat

IHSG dibuka menguat mendekati satu persen ke level 6.304.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona positif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (8/3). Penguatan IHSG ini sejalan dengan pergerakan bursa saham global yang mayoritas bergerak naik pada hari ini.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona positif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (8/3). Penguatan IHSG ini sejalan dengan pergerakan bursa saham global yang mayoritas bergerak naik pada hari ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona positif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (8/3). Penguatan IHSG ini sejalan dengan pergerakan bursa saham global yang mayoritas bergerak naik pada hari ini. 

IHSG dibuka menguat mendekati satu persen ke level 6.304, naik dari zona merah pada penutupan perdagangan sebelumnya. Nikkei 225 Tokyo juga menguat 0,91 persen. Sedangkan bursa utama Wall Street kompak menguat di atas satu persen pada perdagangan semalam. 

Phillip Sekuritas Indonesia memproyeksi IHSG akan bergerak menguat hingga akhir perdagangan nanti. "Kami memperkirakan IHSG akan bergerak menguat terbatas," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Senin (8/3). 

Indeks saham di Asia dibuka naik didorong oleh sentimen positif dari peristiwa yang terjadi akhir pekan lalu. Senat (DPD) Amerika Serikat (AS) meloloskan RUU paket stimulus penanggulangan Covid-19 senilai 1,9 triliun dolar AS.

Stimulus tersebut mencakup Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar 1.400 dolar AS. Pekan ini, RUU tersebut di jadwalkan akan lolos di DPR AS dan akan disampaikan ke Presiden Joe Biden sebelum 14 Maret, tenggat waktu untuk memperpanjang program bantuan pengangguran. 

Selain itu, Phillip Sekuritas Indonesia melihat investor juga beraksi atas laporan pasar tenaga kerja AS yang keluar lebih baik dari ekspektasi. Hal ini memicu optimisme tentang pemulihan ekonomi yang lebih cepat. 

Dari Asia, investor meyambut baik data yang memperlihatkan kinerja ekspor China melonjak 60,6 persen secara tahunan selama Januari- Februari tahun ini. Investor menilai ini permintaan global atas barang produksi China mulai membaik. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement