Senin 15 Mar 2021 13:11 WIB

Ekspor-Impor Naik, BPS: Pemulihan Ekonomi Mulai Berjalan

Nilai ekspor sepanjang Februari 2021 sebesar 15,27 miliar dolar AS.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Suasana aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Batuampar, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (3/2). Nilai ekspor sepanjang Februari 2021 sebesar 15,27 miliar dolar AS, sementara impor sebanyak 13,26 miliar dolar AS.
Foto: Teguh Prihatna/ANTARA
Suasana aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Batuampar, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (3/2). Nilai ekspor sepanjang Februari 2021 sebesar 15,27 miliar dolar AS, sementara impor sebanyak 13,26 miliar dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus dengan capaian ekspor dan impor yang sama-sama mengalami kenaikan. Badan Pusat Statistik (BPS) menilai, kinerja tersebut menunjukkan proses pemulihan ekonomi nasional yang mulai berjalan.

"Memperhatikan ekspor meningkat dari seluruh sektor dan impor juga naik, terutama bahan baku dan barang modal. Saya katakan, ya, ini menunjukkan geliat berbagai sektor dan investasi yang mulai bergerak," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (15/3).

Baca Juga

Nilai ekspor sepanjang Februari 2021 sebesar 15,27 miliar dolar AS sementara impor sebanyak 13,26 miliar dolar AS. Dari neraca tersebut, diperoleh surplus neraca perdagangan sebesar 2 miliar dolar AS. Surplus tersebut mengalami kenaikan dari capaian surplus perdagangan Januari 2021 yang sebesar 1,96 miliar dolar AS.

Suhariyanto mengatakan, secara tahunan (year on year/yoy) seluruh sektor dalam kinerja ekspor mengalami kenaikan. Pada ekspor nonmigas, ekspor pertanian naik 3,16 persen menjadi 310 juta dolar AS, industri pengolahan naik 9 persen menjadi 12,15 miliar dolar AS, serta pertambangan dan lainnya naik 7,53 persen menjadi 1,95 miliar dolar AS.

Adapun ekspor nonmigas juga mengalami pertumbuhan 6,9 persen menjadi 860 juta dolar AS.

Sementara dari sisi impor, BPS mencatat impor barang konsumsi naik 43,59 persen menjadi 1,22 miliar dolar AS. Begitu pula dengan impor bahan baku/penolong naik 11,53 persen menjadi 9,89 miliar dolar AS dan barang modal naik 17,68 persen menjadi 2,15 miliar dolar AS.

Baca juga :Utang Luar Negeri RI Naik Capai Rp 6.073,68 Triliun

Suhariyanto mengatakan, pemerintah sudah berupaya keras melakukan vaksinasi dan disambut positif berbagai kalangan masyarakat. Menurut dia, dari situ terlihat adanya optimisme untuk bangkit dari dampak negatif pandemi yang sudah berjalan selama satu tahun.

Di sisi lain, ia mengemukakan, dari angka Purchasing Managers Index (PMI) dari IHS Markit pada Februari 2021 menunjukkan level 50,9. Itu mencerminkan industri dalam negeri berada dalam level ekspansi. Indeks tersebut juga mengonfirmasi kenaikan impor bahan baku dan barang modal yang menjadi indikator adanya kegiatan industrialisasi.

"Jadi, kalau dilihat, saya setuju bahwa performa ekspor-impor Februari 2021 menggembirakan, apalagi masih menciptakan surplus," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement