Sabtu 26 Jul 2025 17:38 WIB

BPS Ungkap Kemiskinan di Jabar Menurun, Tapi Kemiskinan dan Pengangguran di Perkotaan Naik

Peningkatan kemiskinan di perkotaan disebabkan adanya peningkatan pengeluaran

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Kemiskinan, ilustrasi
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Kemiskinan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengungkapkan kemiskinan di Jabar secara umum menurun dibandingkan periode Agustus tahun 2024 yang mencapai 3,67 juta orang. Per Maret tahun 2025, penduduk miskin sebanyak 3,65 juta orang atau 7,02 persen dari total penduduk di Jabar.

"Rilis data hari ini menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di Jawa Barat mengalami penurunan sebesar 0,06 poin dibandingkan dengan September 2024," ujar Plt Kepala BPS Jabar Darwis Sitorus, akhir pekan ini.

Baca Juga

Darwis mengatakan, penurunan angka kemiskinan terutama disebabkan oleh perbaikan kondisi masyarakat di daerah pedesaan. Penurunan kemiskinan di desa cukup signifikan sehingga mampu menurunkan angka kemiskinan secara total di Jawa Barat.

Namun, kata dia, kemiskinan di wilayah perkotaan mengalami peningkatan. Darwis menilai peningkatan kemiskinan di perkotaan disebabkan adanya peningkatan pengeluaran di daerah perkotaan untuk kebutuhan pokok seperti beras.

"Apakah peningkatan kemiskinan di kota disebabkan oleh perpindahan penduduk dari desa ke kota, saya kira tidak sepenuhnya demikian. Sebab, sejak lama wilayah perkotaan di Jawa Barat memang lebih luas dibandingkan wilayah pedesaan secara administratif," kata dia.

Menurut Darwis, harga-harga yang meningkat terutama di kota memberikan dampak terhadap daya beli masyarakat. Sehingga mempengaruhi tingkat kemiskinan.

Sementara itu, angka pengangguran terjadi peningkatan di perkotaan yaitu dari 1,7 juta menjadi 1,8 juta orang. Terdapat 100 ribu penambahan orang yang menganggur.

Fungsional Madya Diskominfo Jabar, Encep Wagan mengatakan Pemprov Jabar fokus untuk menurunkan tingkat kemiskinan terutama di wilayah perkotaan, yang saat ini menjadi titik persoalan utama. Meskipun secara persentase tingkat pengangguran menurun.

Namun, karena jumlah penduduk Jawa Barat sangat besar, maka secara jumlah absolut, angka pengangguran tetap meningkat. Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Provinsi melalui Kementerian Produksi Jawa Barat sedang mempersiapkan sebuah aplikasi khusus untuk penanganan kemiskinan.

"Aplikasi ini akan menjadi wadah untuk mempertemukan pencari kerja dan lowongan pekerjaan secara langsung. Pencari kerja akan bisa mendaftarkan diri dalam sistem tersebut, dan lowongan kerja dari berbagai sektor akan diinput ke dalam aplikasi," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement