Selasa 16 Mar 2021 05:50 WIB

Fitnah dalam Tafsir Para Ulama

Tafsir para ulama terdahulu terhadap kata Fitnah sangatlah luas.

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Alquran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat mungkin sudah akrab dengan kata fitnah, yaitu perkataan bohong atau menyebarkan informasi tanpa kebenaran. Namun, tafsir para ulama terdahulu terhadap kata Fitnah sangatlah luas.

Salah satu ulama, Abu Muhammad Abdul Haq Bin Ghalib Bin Atiyyah Al-Andalusi berpendapat di dalam tafsirnya Al-Muharrar Al-Wajiz Fi Tafsiri Al-Qur’an mengutip pendapatnya al-mujahid ketika menafsiri kata-kata fitnah di dalam surah al-Baqarah ayat 191.

ويحتمل أن يكون المعنى والفتنة أي الكفر والضلال الذي هم فيه أشد في الحرم وأعظم جرما من القتل الذي عيروكم به في شأن ابن الحضرمي

Artinya: "Maknanya fitnah adalah kufur dan sesat, dimana perbuatan tersebut lebih haram dan lebih dosa dari pada pembunuhan yang dilakukan oleh ibnu al-Hadromi yang para sahabat mencela habis-habisan karena kejadian tersebut".

Seperti dikutip dari Tanwirul Afkar, di dalam tafsir al-Razi sangat detail ketika menafsiri surah al-Baqarah ayat 191. Al-Razi menafsiri makna fitnah sebagai kufur. lalu kenapa fitnah dimaknai kufur? beliau menjawab:

وإنما سمي الكفر بالفتنة لأنه فساد في الأرض يؤدي إلى الظلم والهرج ، وفيه الفتنة

Karena kufur itu merusak bumi yang dapat mengantarkan terhadap kedzoliman dan kekacauan. Dan itulah hakikat dari fitnah

Lalu pertanyaan selanjutnya, kenapa kufur lebih bahaya dari pada pembunuhan? Imam Al-Rozi melanjutnya dengan menjawab:

وإنما جعل الكفر أعظم من القتل ، لأن الكفر ذنب يستحق صاحبه به العقاب الدائم ، والقتل ليس كذلك ، والكفر يخرج صاحبه به عن الأمة ، والقتل ليس كذلك فكان الكفر أعظم من القتل

Karena kekufuran merupakan dosa yang membuat pelakunya disiksa selamanya dan dia dikeluarkan dari umatnya Nabi Muhammad saw. sementara orang yang membunuh tidak demikian. Oleh karena itu, kekafiran lebih beresiko besar dari pada pembunuhan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement