Rabu 17 Mar 2021 13:27 WIB

Korban Tewas Kecelakaan Bus di Sumedang Menjadi 30 Orang

Hingga saat ini, ada sebanyak 6 orang yang masih dirawat di RSUD Sumedang. 

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Petugas mengevakuasi korban kecelakaan bus PO Sri Padma Kencana di Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021). Hingga Rabu (17/3) jumlah korban meninggal akibat kecelakaan tunggal ini menjadi 30 orang.
Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Petugas mengevakuasi korban kecelakaan bus PO Sri Padma Kencana di Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021). Hingga Rabu (17/3) jumlah korban meninggal akibat kecelakaan tunggal ini menjadi 30 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Korban meninggal dunia akibat kecelakaan bus Sri Padma Kencana di Tanjakan Cae, Jalan Wado-Malangbong, Kabupaten Sumedang bertambah dari 29 orang menjadi 30 orang. Salah seorang korban yang meninggal yaitu Suherman (51 tahun) pada Rabu (17/3) dini hari.

Humas RSUD Sumedang Dahlan mengatakan, korban Suherman yang dirawat di ruang ICU meninggal sekitar pukul 02.20 Wib, Rabu (17/3). Korban merupakan warga Kabupaten Subang yang mengikuti rombongan ziarah di Tasikmalaya.

"Meninggal di lokasi 27 orang, meninggal di IGD 1 orang, di ICU dua orang. Total 30 orang meninggal," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (17/3).

Dia menuturkan, sebanyak 6 orang masih dirawat di RSUD Sumedang yaitu di ruang ICU 1 orang, ruang HCU 1 orang, ruang Anggrek 1 orang dan ruang Jasmine 3 orang. Korban yang sudah pulang sendiri mencapai 29 orang.

Sebelumnya, di Tanjakan Cae tersebut telah terjadi kecelakaan bus Sri Padma Kencana yang menelan korban jiwa 29 orang meninggal dunia. Mereka adalah warga Subang yang baru pulang berziarah dari Tasikmalaya.

Rombongan peziarah tersebut melewati jalan alternatif Wado-Malangbong dan akhirnya kecelakaan. Berdasarkan informasi yang dihimpun kepolisian, diduga rem bus mengalami blong namun hasil analisis penyebab kecelakaan masih dalam pemeriksaan.

Sopir truk telah ditetapkan sebagai tersangka termasuk kondektur. Namun, kasus tersebut dihentikan karena keduanya turut menjadi korban dan meninggal dunia.

"Sementara supir dan kondektur, masih sangat mungkin berkembang lagi," ujar Kapolres Sumedang, AKBP Eko Prasetyo Robbyanto.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement