REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Popcorn merupakan salah satu makanan populer yang kerap menjadi alternatif camilan sehat. Meski begitu, popcorn instan justru berpotensi memberikan dampak sebaliknya.
Popcorn digadang baik untuk kesehatan karena kaya serat. Selain itu, popcorn juga memiliki kandungan lemak dan kalori yang rendah.
Camilan popcorn sehat buatan rumah biasanya diolah tanpa menggunakan banyak tambahan bahan-bahan lain. Untuk membuat popcorn gurih rumahan yang sehat misalnya, popcorn bisa diolah dengan minyak zaitun dan sedikit garam.
Akan tetapi, hal yang sama tak ditemukan dalam popcorn instan. Popcorn instan adalah biji popcorn yang dijual dalam kemasan dengan berbagai varian rasa dan bisa dimasak hanya dengan menggunakan microwave.
Popcorn instan dalam kemasan biasanya sudah dilengkapi dengan cukup banyak bahan tambahan. Sebagian dari bahan-bahan tersebut mungkin tidak menyehatkan sehingga bisa 'menutupi' beragam kandungan sehat dalam popcorn.
Setidaknya, ada tiga bahan kurang menyehatkan yang kerap ditemukan pada popcorn instan atau popcorn microwave. Berikut ini adalah ketiga bahan tersebut, seperti dilansir di laman Eat This, Rabu (17/3):
1. Lemak tak sehat
Saat ini, kebanyakan merek popcorn instan sudah tidak menggunakan lemak trans. Namun sebagai gantinya, mereka menggunakan minyak kelapa sawit. Alternatif ini sebenarnya juga kurang baik bagi kesehatan, khususnya kesehatan jantung.
Menurut studi dalam The Journal of Nutrition pada 2015, konsumsi minyak kelapa sawit dapat meningkatkan kadar kolesterl LDL lebih tinggi dibandingkan konsumsi minyak sayur. Alasannya, minyak kelapa sawit memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih tinggi.
Terlepas dari jenis minyak yang digunakan, kemungkinan besar popcorn instan tetap mengandung lemak jenuh yang cukup besar. Bahkan salah satu produk popcorn instan terburuk bisa memiliki kandungan lemak jenuh sebanyak empat hingga enam gram per sajian.
2. Sodium tinggi
Sebagian produk popcorn instan memang ada yang diproduksi tanpa menggunakan garam. Namun, produk-produk popcorn instan yang tak memiliki label 'tanpa garam' biasanya memiki kandungan sodium yang tinggi. Kandungan sodium dalam popcorn instan seperti ini bisa mencapai 300 miligram per sajian. Padahal total asupan sodium yang disarankan dalam sehari hanya 1.500 miligram.
Menurut studi dalam The Journal of the American College of Cardiology pada 2015, konsumsi sodium yang tinggi berkaitan dengan kejadian hipertensi. Asupan sodium berlebih dapat mempengaruhi banyak sistem di dalam tubuh dan memberikan efek buruk terhadap otak, ginjal, serta sistem kardiovaskular.
3. Zat kimia
Banyak popcorn instan yang mengandung beragam zat kimia. Penggunaan zat kimia ini memiliki beragam tujuan, mulai dari sebagai pengawet, penambah rasa, atau mencegah minyak bocor dan keluar dari kemasan.
Dahulu, produsen biasa menggunakan perfluoroalkyl and polyfluoroalkyl substances (PFAS) dalam popcorn microwave. Akan tetapi, paparan PFAS ternyata berkaitan dengan kejadian beberapa jenis kanker dan beberapa dampak buruk bagi kesehatan lainnya. Oleh karena itu, PFAS saat ini tak lagi digunakan dalam industri popcorn microwave.
Sebagai gantinya, sebagian produsen menggunakan pengganti PFAS. Menurut studi dalam Environmental Health Perspectives pada 2020, produk popcorn microwave hampir selalu mengandung PFAS, dan orang-orang yang rutin mengonsumsi produk ini memiliki tingkat serum senyawa ini yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak mengonsumsi.
Haruskah popcorn instan dimusuhi?
Memang ada popcorn instan atau popcorn microwave yang mengandung beragam bahan kandungan tak menyehatkan. Akan tetapi, bukan berarti semua produk popcorn instan atau popcorn microwave itu buruk. Beberapa merek memiliki produk popcorn instan atau popcorn microwave yang lebih sehat untuk dikonsumsi.
Namun akan jauh lebih sehat bila membuat popcorn sendiri di rumah. Dengan begitu, semua bahan yang digunakan untuk membuat popcorn bisa lebih terkontrol.