Rabu 17 Mar 2021 22:02 WIB

Harga Cabai di Sukabumi Berangsur Turun

Sesuai hasil pendataan selain cabai, harga bawang merah Jawa juga turun

Seorang buruh tani memanen cabai rawit di lahan pertanian Desa Perbawati, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (7/12). Dalam sepekan ini, harga cabai rawit di tingkat petani mengalami kenaikan.
Foto: Antara
Seorang buruh tani memanen cabai rawit di lahan pertanian Desa Perbawati, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (7/12). Dalam sepekan ini, harga cabai rawit di tingkat petani mengalami kenaikan.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Setelah beberapa pekan harga cabai yang dijual di pasar tradisional Kota Sukabumi, Jawa Barat naik, pada Rabu, (17/3) dari hasil pendataan yang dilakukan petugas pencatat perkembangan harga Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Industri setempat harga cabai mulai berangsur turun."Baru hari ini atau Rabu harga beberapa jenis cabai berangsur turun yang kemungkinan pasokan kembali meningkat dari distributor ataupun petani," kata Kasi Pengawasan Barang Strategis Diskopdagrin Kota Sukabumi, Rifky.

Adapun data perkembangan harga cabai pada Rabu untuk cabai merah besar lokal turun dari Rp 44 ribu menjadi Rp 42 ribu setiap kilogram (kg), kemudian untuk cabai rawit hijau harganya turun Rp 4 ribu/kg yang awalnya Rp48 ribu/kg menjadi Rp 44 ribu/kg.

Menurutnya, sesuai hasil pendataan selain beberapa jenis cabai, harga bawang merah Jawa pun turun sebesar Rp 4 ribu/kg yang awalnya pada Selasa, (16/3) terpantau Rp36 ribu/kg saat ini menjadi Rp32 ribu/kg. Namun demikian, ia menambahkan masih ada beberapa jenis cabai yang harganya naik seperti cabai keriting hijau dari Rp24 ribu/kg menjadi Rp28 ribu/kg. Kenaikan harganya masih dalam batas kewajaran."Harga bisa berubah kapan saja yang dipengaruhi oleh pasokan, persediaan dan permintaan dari konsumen. Tapi kenaikan dan penurunan harga kebutuhan pokok masyarakat dan barang strategis lainnya masih dalam batas wajar," tambahnya.

Di sisi lain, Rifky mengatakan untuk persediaan seluruh kebutuhan pokok masyarakat khususnya pangan utama seperti beras dan lainnya masih mencukupi hingga akhir bulan dan pihaknya pun meyakini barang yang tersedia selalu mencukupi permintaan konsumen. Selain itu, meskipun mendekati Ramadhan, Idul Fitri maupun hari besar keagamaan lainnya tidak pernah terjadi kelangkaan kebutuhan pokok masyarakat, walaupun permintaan meningkat drastis.

Untuk menjaga persediaan agar tetap mencukupi, pihaknya pun berkoordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog), distributor maupun petani. Sehingga, persediaan selalu mencukupi dan jika ada lonjakan harga dan pasokan berkurang bisa dengan cepat dicarikan solusinya.

 

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement