Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, transaksi ekonomi dan keuangan digital terus tumbuh tinggi sejalan dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring, meluasnya pembayaran digital dan akselerasi digital banking.
Sebagaimana diketahui, pandemi Covid-19 memaksa masyarakat untuk membatasi mobilitasnya, sehingga penggunaan transaksi digital dan belanja online menjadi solusi di tengah keterbatasan tersebut.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan tersebut tercermin dari nilai transaksi Uang Elektronik (UE) pada Februari 2021 sebesar Rp19,2 triliun, atau tumbuh 26,42% (yoy).
Baca Juga: MNC Bank Deklarasikan Motion Menuju Platform Layanan Digital Banking, Begini Perkembangannya!
"Volume transaksi digital banking juga terus meningkat, pada Februari 2021 tumbuh 36,41% (yoy) mencapai 464,8 juta transaksi dan nilai transaksi digital banking yang tumbuh 22,94% (yoy) mencapai Rp2.547,5 triliun," ujar Perry di Jakarta, Jumat (19/3/2021).
Dengan mempertimbangkan pesatnya perkembangan teknologi, inovasi, serta perluasan dan penguatan ekosistem digital, dia memprakirakan tren digitalisasi masih akan terus berlanjut.
"Dari sisi kebijakan sistem pembayaran, BI terus mendukung pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan digital, antara lain dengan perluasan akseptasi QRIS melalui implementasi fitur QRIS Customer Presented Mode (CPM) serta penggunaan QRIS sebagai salah satu metode pembayaran dalam e-commerce," ucap Perry.
Sementara dalam rangka memperkuat penggunaan Rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah di NKRI, BI terus memperluas dan mempercepat edukasi Rupiah dalam rangka mengakselerasi program Cinta Rupiah, Bangga Rupiah, dan Paham Rupiah.