REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengungkapkan bahwa sumber daya manusia (SDM) masih menjadi salah satu masalah mendasar dari pendidikan vokasi. SDM yang dimaksud adalah guru dan kepala sekolah.
"Maka itu, selain anggaran fisik dan non-fisik, kita siapkan juga anggaran untuk men-training guru dan kepala sekolah," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbud Wikan Sakarinto dalam bincang interaktif Program Merdeka Belajar ke-8: SMK Pusat Keunggulan secara daring di Jakarta, Jumat (19/3).
Ia mengatakan, Kemendikbud akan lebih fokus melakukan pelatihan kepada guru yang ada (eksisting), baik yang normatif maupun produktif. Secara bersamaan, lanjut dia, Kemendikbud juga mempersiapkan guru dari industri untuk menggantikan guru yang masuk masa pensiun.
"Jadi kita perkuat eksisting, dan future kita siapkan bersama bersama dengan Dirjen GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan). Dalam beberapa tahun ke depan akan terjadi guru pensiun besar-besaran," ucapnya.
Wikan menyampaikan, Kemendikbud telah menyiapkan kebijakan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk menarik orang-orang industri menjadi guru SMK. "Itu sekaligus menjawab agar guru dari industri bertambah. Itu menjawab guru produktif," ucapnya.
Sementara guru normatif yang sudah jadi guru produktif, lanjut dia, pihaknya akan melakukan sertifikasi agar kualitasnya meningkat. "Kita sertifikasi kompetensi, training, kita magangkan di industri," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Merdeka Belajar episode delapan yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pusat Keunggulan. "Ini merupakan realisasi dari visi Pak Presiden mengenai sumber daya manusia (SDM) unggul Indonesia melalui pendidikan vokasi yang berkualitas dan untuk meningkatkan berbagai macam objek SDM kita di negeri ini," ujarnya.
Nadiem mengakui bahwa saat ini SMK masih sulit menjawab kebutuhan dunia kerja sehingga kondisi itu perlu dibenahi. Untuk itu perlu adanya solusi komprehensif untuk menjawab tantangan dalam rangka pembenahan kondisi SMK sejalan dengan kebutuhan dunia kerja.