Ahad 21 Mar 2021 09:45 WIB

PM Pakistan Positif Covid Pasca Terima Dosis Pertama Vaksin

Pihak Kemenkes Pakistan menyebut PM Imran Khan kemungkinan terinfeksi sebelum vaksin

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah dinyatakan positif Covid-19 pada Sabtu (20/3). Hal itu terjadi dua hari setelah dia menerima vaksin dosis pertama.
Foto: AP/Rahmat Gul
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah dinyatakan positif Covid-19 pada Sabtu (20/3). Hal itu terjadi dua hari setelah dia menerima vaksin dosis pertama.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah dinyatakan positif Covid-19 pada Sabtu (20/3). Hal itu terjadi dua hari setelah dia menerima vaksin dosis pertama.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Pakistan mengungkapkan, Khan menerima dosis pertama vaksin Sinopharm asal Cina pada Kamis (18/3). Namun, pihak Kemenkes menyebut, Khan bisa saja terinfeksi Covid-19 sebelum divaksinasi.

“Dia baru mendapat dosis pertama dua hari lalu yang terlalu dini untuk membuat vaksin menjadi efektif. Antibodi berkembang 2-3 pekan setelah dosis kedua dari vaksin Covid dua dosis," kata Kemenkes Pakistan lewat akun Twitter resminya pada Sabtu.

Beberapa menit setelah Khan dinyatakan positif Covid-19, perdebatan tentang keefektifan vaksin memanas di media sosial di Pakistan. Sinopharm menjadi tren di Twitter. Kabar itu seolah meningkatkan skeptisisme warga terhadap vaksin.

“Di Pakistan, kami sudah memiliki skeptisisme, teori konspirasi, dan propaganda negatif tentang vaksin,” kata Javed Akram, salah satu dokter terkemuka di Pakistan yang juga menjabat sebagai wakil rektor  University of Health Sciences, Lahore, dikutip laman Washington Post.

Dia mengambil contoh vaksinasi polio. Akram mengatakan banyak orang Pakistan menolak mengizinkan anak-anak mereka mendapatkan vaksinasi polio.

Mereka meyakini tuduhan yang disebarkan para pemimpin agama garis keras bahwa vaksinasi memicu ketidaksuburan. "Pakistan tetap menjadi salah satu dari hanya dua negara di dunia di mana polio menjadi endemik," ujarnya.

Saat ini Pakistan menghadapi gelombang ketiga Covid-19. Pada Sabtu lalu, Pakistan memberlakukan serangkaian tindakan pembatasan sosial setelah mencatat hampir 4.000 kasus baru, tertinggi dalam satu hari selama delapan bulan terakhir.

Assad Umar, menteri yang memimpin penanganan Covid-19 skala nasional di Pakistan, mengatakan, jumlah orang yang masuk rumah sakit dan menerima perawatan kritis meningkat cepat. Dia menyebut, jika warga Pakistan tak mematuhi pembatasan saat ini, penguncian yang lebih ketat bakal diberlakukan.

“Harap berhati-hati. Strain baru menyebar lebih cepat dan lebih mematikan, ”kata Umar, mengacu pada varian virus korona yang pertama kali terdeteksi di Inggris. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement