REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) meminta para da'i dalam dakwahnya tidak hanya meningkatkan iman dan taqwa jamaahnya, tetapi juga membawa kemakmuran bagi masyarakat yang menjadi tempatnya berdakwah. Karena itu, JK berharap para dai tidak hanya dibekali dengan ilmu agama tapi juga ilmu lainnya yang berhubungan dengan peningkatan ekonomi masyarakat.
"Saya harapkan dakwah kita tidak hanya fokuskan tentang keimanan tapi juga kemakmuran, jadi dai itu jangan hanya menguasai ayat-ayat saja tapi juga skill pertanian, perikanan dan sebagainya," kata JK dalam siaran pers saat meresmikan Rusunawa Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Muhammad Natsir bantuan dari Kementerian PUPR di Tambun, Bekasi, Kamis (25/3).
Karena itu, jika ada dai yang dikirim ke suatu daerah, dapat langsung beradaptasi dan tidak perlu disubsidi. Sebab, ia telah menguasai pertanian dan perikahan dan bisa mengajarkan masyarakat.
JK memberi contoh sosok Nabi Muhamamad SAW yang tidak hanya menguasai ilmu agama saja namun juga ilmu lainnya yang berkaitan dengan peningkatan ekonomi masyarakat. Bahkan menurut JK Nabi Muhammad lebih lama menjalani perannya sebagai pedagang dibanding sebagai nabi.
“Nabi berdagang dari umur 13 tahun sampai 40 tahun atau 27 tahun, menjadi rasul hanya 23 tahun. Jadi lebih lama rasulullah berdagang daripada menjadi rasul. Jadi kalau kita memang mau konsisten maka ikutilah jejak nabi” kata JK.
Untuk itu JK mengatakan keberhasilan dakwah tidak hanya diukur dari seberapa banyak orang yang ke masjid, tapi bagaimana masyarakat yang dulu mustahiq (penerima zakat) menjadi muzakki (pemberi zakat).