Jumat 26 Mar 2021 18:05 WIB

Setelah Guru, Giliran Ulama Pangandaran Akan Divaksin

Realisasi pelaksanaan vaksinasi untuk pelayan publik masih belum memenuhi sasaran.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Pelaksanaan vaksinasi kepada guru di Kabupaten Pangandaran, Selasa (23/3).
Foto: Disdikpora Kabupaten Pangandaran.
Pelaksanaan vaksinasi kepada guru di Kabupaten Pangandaran, Selasa (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN--Pelaksanaan vaksinasi untuk pelayan publik di Kabupaten Pangandaran masih terus dilakukan. Terakhir, lebih dari 5.000 guru dan tenaga kependidikan di daerah itu mendapat jatah vaksinasi pada 23-24 Maret. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran, Yani Achmad Marzuki mengatakan, pelaksanaan vaksinasi untuk pelayan publik masih terus berjalan. Pekan depan, rencananya giliran ulama yang akan mendapatkan giliran vaksinasi."Ada lagi kiriman vaksin 280 vial berisi 2.800 dosis untuk sekira 1.900 pelayan publik. Sasarannya adalah ulama, universitas, dan bandara," kata dia saat dihubungi Republika, Jumat (26/3).

Menurut dia, realisasi pelaksanaan vaksinasi untuk pelayan publik masih belum memenuhi sasaran. Sebab, vaksin didistribusikan dari pusat ke daerah secara bertahap."Vaksinasi untuk nakes sudah 100 persen. Kalau pelayan publik masih terus berjalan," ujar dia.

Berdasarkan data yang didapat Republika dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran, distribusi vaksin ke daerah itu sudah dilakukan beberapa kali. Pertama, Kabupaten Pangandaran menerima 3.200 vial single dose vaksin Sinovac, yang diperuntukkan bagi sekitar 1.600 tenaga kesehatan.

Setelah itu, Kabupaten Pengandaran menerima 590 vial yang berisi 5.900 dosis, kemudian 380 vial berisi 3.800 dosis, 1.000 vial berisi 10 ribu dosis, dan terakhir 280 vial berisi 2.800 dosis. Vaksin itu diperkirakan dapat menyasar 11.500 orang. Sementara total pelayan publik di Kabupaten Pangandaran ada sekitar 15 ribu orang."Sedikit lagi untuk pelayan publik," kata Yani.

Ihwal kasus Covid-19, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran hingga Jumat, terdapat penambahan sebanyak 17 kasus aktif terkonfirmasi positif Covid-19. Total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 saat ini berjumlah 1.364 kasus. Sebanyak 130 orang kasusnya masih aktif, 1.209 orang telah sembuh, dan 25 orang meninggal dunia."Penambahan itu dari transmisi lokal hasil tracing kita. Tidak ada klaster tententu. Masih dari klaster keluarga mendominasi," kata Yani.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement